Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera dalam sebuah wawancara di sela kunjungan kerjanya di Jakarta. FOTO: ANTARA/Sugiharto purnama
Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera dalam sebuah wawancara di sela kunjungan kerjanya di Jakarta. FOTO: ANTARA/Sugiharto purnama

Ini 2 Tantangan Transisi Energi di Indonesia

Antara • 28 Juli 2022 10:43
Jakarta: Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) mengungkapkan integrasi jaringan listrik dan regulasi masih menjadi tantangan dalam penerapan program transisi energi di Indonesia. Adapun pencapaian Kesepakatan Paris dipertaruhkan mengingat permintaan energi akan tumbuh lebih cepat.
 
"Saya pikir ini bisa kembali ke pertanyaan pertama karena grid adalah tantangan utama, sudut pandang saya, grid dan legal environment," kata Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera, dilansir dari Antara, Kamis, 28 Juli 2022.
 
Pada 4 November 2021, IRENA bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah sepakat membangun kemitraan dan kerja sama yang lebih intensif dalam identifikasi serta penerapan peta jalan pengurangan emisi gas rumah kaca.

IRENA akan menyiapkan peta jalan transisi energi yang komprehensif, mengidentifikasi tindakan kebijakan utama, solusi teknologi dan program pengembangan industri untuk mencapai tujuan dan target energi terbarukan jangka menengah dan panjang, serta tujuan dekarbonisasi di Indonesia.
Baca: Pungutan Dihapus, Ekspor CPO hingga Harga TBS Langsung Melesat

Kerja sama itu juga mencakup penilaian manfaat sosial ekonomi dari transisi energi dengan penekanan pada pembentukan rantai nilai baru, penciptaan dan peningkatan lapangan kerja.
 
Francesco menuturkan kolaborasi tersebut akan memastikan jaringan listrik yang lebih mampu menerima energi terbarukan dan regulasi yang dapat memberikan lebih banyak kepercayaan investor untuk datang menanamkan modal.
 
IRENA akan membantu Indonesia dalam penyiapan regulasi transisi energi dengan menghadirkan pandangan energi domestik yang juga melibatkan organisasi forum investasi. Lebih lanjut, ia menyampaikan, skenario pembatasan suhu bumi agar tidak melebihi target 1,5 derajat Celsius adalah panduan utama yang harus diikuti oleh semua negara.
 
"Bagi Indonesia, sejauh yang kami lihat, jaringan listrik adalah prioritas dan legal environment mungkin harus dilakukan beberapa perbaikan yang juga selaras dengan utilitas di negara ini," pungkas Francesco.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan