Laba konsolidasian BUMN pun tumbuh dari Rp61 triliun pada kuartal III-2021 menjadi Rp155 triliun pada sembilan bulan pertama 2022 atau meningkat 154,1 persen secara year on year (yoy).
"Kita punya modal yang kuat. Pendapatan usaha kita naik hingga kuartal III-2022. Memang belum tutup buku 2022, tapi saya yakin lebih baik dari 2021," ucap Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, dikutip Selasa, 3 Januari 2023.
Dalam data Kementerian BUMN, nilai aset seluruh perusahaan pelat merah tercatat tumbuh 9,0 persen (yoy) dari Rp8.767 triliun pada kuartal III-2021 menjadi Rp9.559 triliun pada kuartal III-2022.
Lalu, ekuitas seluruh BUMN telah mencapai Rp3.211 triliun hingga kuartal III-2022 atau tumbuh 26,6 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.537 triliun.
Baca juga: Erick Thohir Dinilai Berhasil Melakukan Transformasi di BUMN |
Mayoritas BUMN diklaim telah meninggalkan dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding modal dari 38 persen pada 2020, menjadi 34 persen pada kuartal III-2022.
"Kita kadang-kadang terjebak paradigma utang. Tapi, tenang kalau utang produktif itu enggak masalah. Yang bahaya itu utangnya yang dikorupsi, yang tidak jelas penggunaannya," imbuh Erick Thohir.
Menurutnya, dengan menekan utang sebagai basis pertumbuhan bisnis merupakan langkah konkret dalam menyehatkan BUMN secara jangka panjang.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News