baca juga: Sejumlah Tantangan UMKM Hadapi Transformasi Digital |
Pertama adalah ketersediaan lapangan kerja hanya 500 ribu setiap tahun, padahal lulusan perguruan tinggi di Indonesia 1,2 juta orang per tahun dan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 3,7 juta orang dengan 1,7-1,8 juta yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
“Artinya, kemana yang lain (mereka yang tidak memperoleh pekerjaan). Untuk itu, perlu kita dorong untuk berani menjadi wirausaha yang berarti kalian menjadi pahlawan ekonomi karena sudah membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja,” katanya dikutip dari Antara, Kamis, 19 Januari 2023.
Alasan kedua ialah perkembangan teknologi saat ini yang memudahkan generasi muda untuk berwirausaha. Jika dulu ketika hendak membuka usaha memerlukan tempat untuk berjualan, zaman kini tak lagi diperlukan harus mempunyai lapak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kalian semua tidak perlu lagi harus punya lapak, ada lapak virtual. Kalian bangun tidur langsung bisa mencari cuan,” ujar dia.
Berdasarkan hasil bacaan berita online, lanjutnya, disebutkan bahwa rakyat Indonesia paling banyak menggunakan handphone (HP) dibandingkan negara lain walaupun digunakan untuk TikTok atau reels Instagram.
Menimbang hal tersebut, dia mengajak generasi muda menggunakan HP untuk berwirausaha sehingga mampu menghasilkan cuan.
Adapun alasan terakhir ialah generasi muda harus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang menciptakan berbagai bidang usaha baru selagi menghilangkan banyak bidang usaha lainnya karena tergantikan oleh teknologi.
“Memang pada tahun 2024, kita targetkan 1 juta wirausaha baru yang tumbuh. Kalau saya lihat semangat pemangku kepentingan termasuk di BSI ini optimis akan tercapai, bahkan kita lampaui,” kata Rully.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.