"Dengan adanya tambahan dana dari IPO ke perusahaan dan anak usaha BUMN akan berpengaruh positif, terlebih jika dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan value perusahaan BUMN itu sendiri," ujar Maming dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 4 Mei 2021.
Maming mengungkapkan perusahaan-perusahaan tersebut berpeluang untuk meningkatkan kinerja harga sahamnya pasca-IPO karena menarik bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi. Pasca-IPO, ia memprediksi harga sahamnya akan melonjak.
"Tidak hanya lokal, saham-saham BUMN calon Tbk tersebut juga bakal diminati investor asing. Asalkan, BUMN tersebut berbisnis dengan baik, termasuk isu lingkungan dan memberikan nilai tambah," ucapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu juga meyakini bahwa langkah tersebut dapat meningkatkan kinerja dalam jangka panjang secara berkesinambungan. Selain itu, juga akan memperkuat daya saing perusahaan pelat merah tersebut.
"Selain untuk memperbaiki kinerja, melantainya BUMN di bursa bisa membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah, dan nasional. Jadi jangan hanya sinergi BUMN, perlu juga sinergi dengan swasta. Karena kondisi seperti saat ini perlu kolaborasi untuk memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Adapun 14 perusahaan dan anak usaha BUMN yang akan menggelar IPO di BEI adalah Pertamina International Shipping, Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Pertamina Hilir, Indonesia Healthcare Corporation, Bio Farma Vaksin.
Selanjutnya, EDC and Payment Gateway Himbara, Pupuk Kalimantan Timur, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), Telkom Data Center, Inalum Operating, MIND ID, serta Logam Mulia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News