"Perlambatan nilai IKI perlu terus dipantau agar tidak berkelanjutan," ucap Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 1 September 2023.
IKI merupakan indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian. IKI merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia.
Pada periode Agustus 2023, perlambatan IKI terjadi karena tengah menghadapi berbagai himpitan. Utamanya, perlambatan perekonomian global dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan.
Pada Agustus ini, pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya mengalami penurunan bertambah 1,7 persen, sedangkan yang menjawab kondisi usahanya meningkat hanya bertambah 0,8 persen.
Selanjutnya, tingkat pesismisme juga meningkat menjadi 9,19 persen dari 8,72 persen. Sebaliknya tingkat optimisme menurun sejak Mei yaitu sebesar 66,21 persen menjadi 65,98 persen pada Agustus ini.
"Meskipun demikian, mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik. Selain itu tingkat pesimisme pelaku usaha selalu di bawah 10 persen selama lima periode terakhir," papar Febri.
Baca juga: Sektor Industri Lemah, Indonesia Sulit Jadi Negara Maju |
12 subsektor industri melambat
Febri menambahkan, perlambatan yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan nilai IKI di 12 subsektor industri. Subsektor yang mengalami penurunan tertinggi adalah industri percetakan (-5,12), industri makanan (-4,42), peralatan listrik (-4,31), dan industri tekstil (-4,04).
"Penurunan ini masih didominasi oleh adanya penurunan pesanan, baik domestik maupun luar negeri," jelas dia.
Febri menjelaskan, pada Agustus ini, terdapat tujuh subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi dan memiliki kontribusi 17,32 persen pada share PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II-2023.
"Meskipun demikian, kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi masih cukup tinggi yaitu 82,7 persen," tegas Febri.
Dilihat dari variabel pembentuknya, seluruh indeks variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi pada Agustus 2023, baik variabel Pesanan Baru, Produksi, maupun Persediaan Produk. Terjadi penurunan nilai indeks pada variabel Persediaan Pesanan dari 53,71 menjadi 53,22 (turun 0,49 poin) dan variabel Produksi dari 54,55 menjadi 54,13 (turun 0,42 poin).
Di sisi lain, peningkatan variabel persediaan produk dari 50,44 menjadi 51,85 (naik 1,41 poin) terjadi karena adanya pemenuhan pesanan dan penjualan.
Jika dilihat nilai IKI per subsektornya, pada sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) secara umum mengalami ekspansi. Hanya Industri Logam Dasar (KBLI 24) dan Industri Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (KBLI 33) yang mengalami kontraksi, tetapi IKI produksi logam dasar masih menunjukkan ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News