Ilustrasi UMKM. Foto: MI/Adam
Ilustrasi UMKM. Foto: MI/Adam

Demi Jadi Negara Maju di 2045, UMKM Perlu Kolaborasi di Ranah Digital

Annisa ayu artanti • 28 Juni 2023 11:02
Jakarta: Pemerintah terus mendorong penguatan kolaborasi pemangku kepentingan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan penyedia platform digital. Hal ini penting dilakukan agar para pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan usaha mereka.
 
Kolaborasi di ranah digital pun terus diperkuat agar bisnis daring yang mapan dari pelaku UMKM dapat mendukung realisasi target Indonesia maju pada 2045.
 
"Pemerintah tentu mendorong kolaborasi ini. Kalau Bapak dan Ibu pelaku UMKM tidak maju, Indonesia tidak mungkin maju. Pemerintah akan habis-habisan mendukung perkembangan UMKM. Indonesia sebagai negara maju 2045 mustahil tercapai bila UMKM tidak maju dan tidak berkembang," katanya saat menghadiri WhatsApp MSME Summit 2023 dikutip, Rabu, 28 Juni 2023.
 
WhatsApp MSME Summit 2023 mengundang lebih dari 250 pelaku UMKM. Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan mengunjungi booth konsultasi layanan WhatsApp bagi UMKM peserta yang ingin memaksimalkan penggunaan WhatsApp dalam berbisnis.
 
Baca juga: Dukung Kemajuan Ekonomi RI, Platform Ini Bantu UMKM Cari Solusi Masalah Bisnis Online   
 
Terdapat tiga booth yaitu WhatsApp Business QR untuk membuat dan mencetak kode respons cepat (QR code) sebagai optimasi bisnis, WhatsApp Business Optimization Information untuk berkonsultasi pembuatan katalog dan kiat berinteraksi dengan pelanggan, serta Product Photobooth bagi para peserta yang ingin membuat foto produk berkualitas baik.
 
Dia menyampaikan, pemerintah giat mendorong penguatan bisnis UMKM melalui Ekosistem Empat Pilar Peningkatan Daya Saing UMKM. Ekosistem tersebut melibatkan
empat komponen yaitu UMKM itu sendiri, lokapasar (marketplace) sebagai akses digitalisasi, ritel modern sebagai akses kemitraan, dan perbankan sebagai akses pembiayaan.
 
Di samping itu, ia juga menjelaskan upaya pemerintah untuk membuka pasar ekspor baru ke negara-negara tradisional, di antaranya Bangladesh, India, dan Pakistan di Asia Selatan, kawasan Afrika, serta Timur Tengah.
 
Ia pun berharap UMKM dapat memanfaatkan momentum pembukaan pasar baru dan memperluas cakupan pasar produk-produk UMKM dalam negeri.
 
“Kalau mau maju, kita harus meningkatkan kemampuan kita. Harus ada semangat berubah dan belajar. Upgrade kemampuan kita, pelajari cara membuat foto produk yang bagus, kemasan yang menarik, dan kemampuan berjualan daring,” ucapnya.
 
Seperti diketahui, kontribusi UMKM sangat vital terhadap perekonomian Indonesia, khususnya ketika berhadapan dengan krisis akibat pandemi covid-19. Sebesar 99 persen unit usaha di Indonesia terdiri atas UMKM.
 
Kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 60,5 persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Sebesar 84,4 persen UMKM telah kembali beroperasi setelah terpuruk akibat pandemi covid-19.
 
Sementara itu, niaga elektronik, yang berupa lokapasar dan e-retail, dalam lima tahun terakhir (2018-2022) telah berkontribusi besar pada perkembangan ekonomi digital Indonesia.
 
Pada 2022, nilai transaksi niaga elektronik tercatat sebesar Rp476,3 triliun dengan volume 3,48 juta transaksi. Pada 2023, Kemendag memproyeksikan nilai transaksi niaga elektronik nasional mencapai Rp572 triliun atau naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan