Adapun rapat itu digelar guna menyiapkan solusi jangka menengah untuk penyelesaian pasokan batu bara ke dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO).
"Kekurangan pasokan sebesar 2,1 juta MT yang kemarin dilaporkan, sudah terpenuhi dari tambahan penugasan Dirjen Minerba pada 9 Januari 2022 dan akan diselesaikan perikatannya paling lambat 11 Januari 2022," kata PLN, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Januari 2022.
Adapun mengenai armada batu bara yang juga mengalami kendala saat ini sudah terpenuhi. Total kebutuhan armada untuk mengangkut batu bara guna pemenuhan target HOP di akhir Januari 2022 sebanyak 130 vessel shipment dan 771 tongkang shipment.
Dari kekurangan armada sejumlah 18 vessel dan 211 tongkang, saat ini telah terpenuhi sejumlah 11 vessel dan 187 tongkang. Sementara sisanya masih dalam proses nominasi dan seluruhnya digaransi ketersediaannya oleh INSA, sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan PLN.
"Dengan terpenuhinya tambahan pasokan batu bara dan armada angkut maka langkah-langkah intervensi akan memberikan koreksi positif terhadap HOP yang semula dalam kondisi krisis menjadi minimal 15 HOP dan untuk daerah yang jauh dan kritis di atas 20 HOP," jelasnya.
Di sisi lain, terkait hasil operasi lapangan tim Minerba bersama tim PLN mengenai kargo batu bara tujuan ekspor di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, pihak PLN juga menyampaikan bahwa beberapa sudah berhasil ditindaklanjuti.
"Sejumlah 62,5 ribu MT kargo batu bara yang diperuntukkan ekspor, atas dukungan semua pihak termasuk Dirjen Hubla, berhasil dialihkan ke tujuan domestik dan segera mengarah ke PLTU Paiton 9," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News