Jakarta: Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dalam pengembangan sentra IKM potensi ekspor melalui program pengembangan klaster komoditas ekspor (Program Desa Devisa) dengan berbasis pemberdayaan masyarakat atau komunitas (community development).
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita mengatakan, pilot project kerja sama Kemenperin dan LPEI diawali dengan pengembangan kapasitas para pelaku usaha di sentra IKM gula palma di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia, dengan nilai ekspor produk berbahan dasar nira kelapa/gula aren/gula siwalan mencapai 36,5 ribu ton dengan nilai USD49,3 juta pada 2019, dan meningkat menjadi 39,4 ribu ton dengan nilai USD63,5 juta di tahun 2020," sebut Reni dalam keterangan tertulis, Selasa, 31 Mei 2022.
Reni menambahkan, kerja sama antara Ditjen IKMA dengan LPEI ini meliputi program penyediaan dan pertukaran data serta informasi terkait IKM yang berorientasi ekspor, sosialisasi dan implementasi dalam hal fasilitasi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi, penyediaan jasa konsultasi terhadap IKM berorientasi ekspor antara lain pelatihan, bimbingan teknis, promosi, dan pendampingan, serta kerja sama lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pihaknya terus menjalankan berbagai strategi untuk semakin meningkatkan daya saing IKM di Indonesia di pasar ekspor. Adapun tantangan yang dihadapi pelaku IKM nasional dalam memperluas pasar ekspornya, antara lain terkait informasi, pembiayaan, efisiensi proses produksi, hingga distribusi.
"IKM merupakan sektor yang dominan di tanah air, dengan jumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha. Guna memacu daya saingnya, perlu disertai penguatan kualitas dan jejaring, sehingga IKM dapat berperan lebih besar sebagai bagian dari rantai pasok industri besar dan meningkatkan ekspor yang merupakan komponen utama penerimaan devisa negara untuk menunjang perekonomian nasional," tuturnya.
Meskipun IKM menjadi sektor dominan dalam hal jumlah, yaitu sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia, namun pemasaran produk IKM masih perlu upaya untuk semakin dioptimalkan. Langkah strategis ini diyakini mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
"Mereka perlu mendapat pengetahuan dan kemampuan untuk pengurusan (regulasi) dokumen ekspor, kemudian terkait pembiayaan IKM untuk memperluas akses pasarnya, efisiensi dalam biaya distribusi dan logistik produk IKM, sampai dengan kemampuan produktivitas IKM untuk mencapai efisiensi skala ekonomi," papar Agus.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.
Selain itu pembiayaan, LPEI proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UKM dengan berbagai kegiatan jasa konsultasi guna mengembangkan ekspor UKM diantaranya melalui Program Desa Devisa.
"Kami akan bersama-sama menetapkan rencana kerja dan program kerja sama atas potensi pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi bagi IKM berorientasi ekspor pada komoditas unggulan lainnya di Indonesia," pungkas Rijani.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita mengatakan, pilot project kerja sama Kemenperin dan LPEI diawali dengan pengembangan kapasitas para pelaku usaha di sentra IKM gula palma di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia, dengan nilai ekspor produk berbahan dasar nira kelapa/gula aren/gula siwalan mencapai 36,5 ribu ton dengan nilai USD49,3 juta pada 2019, dan meningkat menjadi 39,4 ribu ton dengan nilai USD63,5 juta di tahun 2020," sebut Reni dalam keterangan tertulis, Selasa, 31 Mei 2022.
Reni menambahkan, kerja sama antara Ditjen IKMA dengan LPEI ini meliputi program penyediaan dan pertukaran data serta informasi terkait IKM yang berorientasi ekspor, sosialisasi dan implementasi dalam hal fasilitasi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi, penyediaan jasa konsultasi terhadap IKM berorientasi ekspor antara lain pelatihan, bimbingan teknis, promosi, dan pendampingan, serta kerja sama lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pihaknya terus menjalankan berbagai strategi untuk semakin meningkatkan daya saing IKM di Indonesia di pasar ekspor. Adapun tantangan yang dihadapi pelaku IKM nasional dalam memperluas pasar ekspornya, antara lain terkait informasi, pembiayaan, efisiensi proses produksi, hingga distribusi.
"IKM merupakan sektor yang dominan di tanah air, dengan jumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha. Guna memacu daya saingnya, perlu disertai penguatan kualitas dan jejaring, sehingga IKM dapat berperan lebih besar sebagai bagian dari rantai pasok industri besar dan meningkatkan ekspor yang merupakan komponen utama penerimaan devisa negara untuk menunjang perekonomian nasional," tuturnya.
Meskipun IKM menjadi sektor dominan dalam hal jumlah, yaitu sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia, namun pemasaran produk IKM masih perlu upaya untuk semakin dioptimalkan. Langkah strategis ini diyakini mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
"Mereka perlu mendapat pengetahuan dan kemampuan untuk pengurusan (regulasi) dokumen ekspor, kemudian terkait pembiayaan IKM untuk memperluas akses pasarnya, efisiensi dalam biaya distribusi dan logistik produk IKM, sampai dengan kemampuan produktivitas IKM untuk mencapai efisiensi skala ekonomi," papar Agus.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.
Selain itu pembiayaan, LPEI proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UKM dengan berbagai kegiatan jasa konsultasi guna mengembangkan ekspor UKM diantaranya melalui Program Desa Devisa.
"Kami akan bersama-sama menetapkan rencana kerja dan program kerja sama atas potensi pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi bagi IKM berorientasi ekspor pada komoditas unggulan lainnya di Indonesia," pungkas Rijani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News