Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali menuturkan perlu ada kolaborasi antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama dalam rangka menciptakan SDM berkualitas di Tanah Air. Kolaborasi itu juga perlu menjadi prioritas guna membangun pendidikan Islam yang integratif dan kompetitif.
"Kalau kita lihat 1.000 top ranking sekolah berdasarkan ujian tulis berbasis komputer, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia itu nomor satu. Artinya MAN kita itu jauh luar biasa, tetapi talenta ini tidak ditangkap oleh para rektor yang memiliki variasi prodi," kata Nizar, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 9 Maret 2022.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam M Ali Ramdhani menambahkan sinergitas antara Kanwil dengan PTKIN tidak lepas dari program strategis atau program unggulan yang disampaikan oleh Menteri Agama. Dalam rapat kerja ini tentunya sinergitas akan memunculkan keunggulan-keunggulan dari Kanwil dan keunggulan dari PTKIN.
"Yang tak kalah penting dari kolaborasi ini adalah partisipatif, di mana ego-ego sektoral harus dilebur karena inti dari semua ini adalah cita-cita kita bersama, yakni memberikan layanan terbaik untuk umat," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan generasi muda perlu memahami ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar mampu berdaya saing di era 5.0.
"Selain itu generasi ini juga harus berjiwa mandiri, kreatif, adaptif, kolaboratif, inovatif, dan memahami iptek, agar dapat berdaya saing memasuki era Society 5.0,” kata Menko Airlangga.
Penduduk usia muda dan produktif Indonesia mencapai 191 juta atau 70 persen dari total penduduk. Penduduk ini rata-rata berselancar di internet sekitar delapan jam sehari, sehingga Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar.
"Dalam jangka waktu 2021-2022 pengguna internet di Indonesia juga meningkat 2,1 juta dari sebelumnya. Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi modal bagus untuk kita membangun perekonomian di era digital ini," kata Airlangga.
Menurut dia, dalam 15 tahun ke depan Indonesia akan membutuhkan setidaknya sembilan juta orang atau 600 ribu orang talenta digital per tahun yang mampu menjadi technopreneur berdaya saing tinggi.
Berbagai langkah pun dijalankan pemerintah untuk meningkatkan jumlah talenta digital di Indonesia, salah satunya melalui Program Kartu Prakerja, yang kembali dibuka untuk gelombang 23 pada pada 17 Februari lalu. Pemerintah mendorong masyarakat menambah kompetensi secara lebih mudah melalui jenis-jenis pelatihan yang tersedia, terutama yang terkait dunia digital.
"Program Kartu Prakerja tidak hanya reskilling dan upskilling, tapi ini juga didorong kepada mereka yang terdampak pandemi dan ingin mencoba berwirausaha. Selain Kartu Prakerja, juga diadakan berbagai pelatihan digital di 34 provinsi yang menjadi bagian dalam Gerakan Nasional Literasi Digital,” pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id