Ekonom Senior Indef Bustanul Arifin menyampaikan berdasarkan jurnalisme data Kompas, tercatat separuh penduduk Indonesia tidak mampu makan bergizi, sehingga perlu menjadi perhatian para Cawapres.
"Cawapres perlu sangat-sangat serius terkait makan bergizi, tentu dengan berbagai indikator," kata Bustanul Arifin dalam Diskusi Publik Indef bertema "Mengurai Gagasan Cawapres mengenai Isu Keberlanjutan", dilansir Antara, Jumat, 19 Januari 2024.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan 2022 tersebut tercatat separuh penduduk Indonesia, sekitar 183,7 juta orang atau 68 persen populasi ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi harian.
Menurut dia, isu ketahanan pangan dan gizi perlu mendapatkan perhatian oleh calon pemimpin agar Indonesia memiliki daya saing secara ekonomi secara global.
"Itu yang harus diseimbangkan oleh para Cawapres, kalau tidak berarti penduduk kita tidak sehat, tidak tahan pangan namanya," ujar dia.
Lebih lanjut ia menyampaikan, data Global Food Security Index (GFSI) pada 2022 menunjukkan posisi Indonesia menempati ranking 63 dari 113 negara dengan skor 60,2 di bawah Malaysia dan Vietnam.
Baca juga: Ekonom Dorong Capres-Cawapres Jabarkan Strategi Pengembangan Energi Baru Terbarukan |
Indikator memenuhi kebutuhan pangan sehat
Adapun salah satu indikatornya berupa kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat meliputi konsumsi buah dan sayur.Tidak hanya itu, Pola Pangan Harapan (PPH) di Indonesia dinilai kurang memenuhi unsur pangan yang bervariasi, dengan kelompok pangan padi-padian mendominasi konsumsi masyarakat.
Sementara kelompok pangan lainnya seperti sayur dan buah, umbi-umbian, kacang-kacangan sangat minim sehingga perlu menjadi fokus perhatian.
Hal itu terjadi lantaran faktor pendukung pada pertumbuhan subsektor pertanian, khususnya pada tanaman pangan dan hortikultura tercatat minus sekitar tiga persen pada kuartal I dan kuartal II-2023 berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
"Makan sehat itu mahal dan kita itu paling tidak beragam konsumsinya. Inilah tantangan ketahanan pangan, jadi bukan hanya swasembada pangan," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News