Menurutnya, hal itu penting karena potensi energi baru terbarukan ada di tiap desa seperti tenaga surya, air, dan angin. Dibandingkan, solusi transisi energi yang sempat disampaikan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pada debat kedua Pilpres 2024 yaitu Carbon Capture Utility Storage (CCUS).
Bhima mengatakan isu transisi energi berkeadilan sangat penting. Upaya pengalihan energi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan mesti menawarkan dan mengedepankan aspek keadilan bagi semua pihak.
"Aspek keadilan dalam transisi energi dapat dilakukan dengan menawarkan teknologi energi terbarukan yang betul-betul dapat menjadi solusi, alih-alih sekadar gimik," ujar Bhima, dilansir Media Indonesia, Jumat, 18 Januari 2024.
Baca juga: 3 Sektor Butuh Perhatian Khusus untuk Transisi Energi |
90% daerah di Indonesia tidak siap melakukan transisi energi
Berdasarkan studi Celios, diketahui 90 persen daerah di Indonesia tidak siap melakukan transisi energi. Itu karena minimnya dukungan kebijakan dan insentif dari pemerintah pusat.Hal itu juga diikuti oleh kurangnya sumber daya manusia (SDM) terampil untuk mendukung mengoperasionalisasi pembangkit energu terbarukan. Dengan sejumlah tantangan itu, mestinya hal yang utama untuk dibahas dan disampaikan kepada publik ialah mengenai solusi yang ditawarkan.
"Bagaimana peran dana desa dalam instalasi energi ramah lingkungan skala kecil? Kemudian bagaimana dukungan perbankan dalam mempercepat pembiayaan energi terbarukan? Pertanyaan pamungkas, mampukah bauran energi terbarukan mencapai 44 persenpada 2030 seperti yang tercantum dalam komitmen JETP (Just Energy Transition Partnership)?" jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News