Ia mengatakan di saat lembaga pembiayaan formal seperti perbankan masih takut untuk memberikan pembiayaan ke usaha mikro, koperasi harus hadir menjadi jawaban.
“Apalagi saat ini kami juga tengah mendorong koperasi simpan pinjam (KSP) juga aktif membiayai sektor produktif, tak hanya perdagangan," ujar Teten dalam keterangan resmi, Minggu, 30 Mei 2021.
Salah satu koperasi yang bisa menjadi contoh adalah KSP CU Pancur Kasih di Pontianak. KSP CU Pancur Kasih saat ini masuk dalam 100 koperasi besar.
Pengembangan usaha oleh Pancur Kasih, sebut Teten, selaras dengan pengembangan koperasi oleh KemenkopUKM secara nasional. KSP diminta tidak hanya membiayai sektor pedagangan, tapi juga sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan. Di sektor-sektor tersebut perbankan tak mau masuk karena dinilai terlalu berisiko.
"Koperasi, diharapkan memperkuat ekonomi rakyat di sektor pangan produktif, dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah," tutur Teten.
Ketua Pengurus KSP CU Pancur Kasih, Gabriel Marto mengatakan, per Maret 2021 jumlah anggota koperasi mencapai 175.230 orang dengan aset sebesar Rp2,7 triliun, yang tersebar di 50 kantor pelayanan dan empat kantor kas di seluruh Kalimantan. Sekitar 87,5 persen anggotanya adalah petani dan buruh.
Saat ini jumlah koperasi aktif di Kalbar mencapai 2.987 unit dengan jumlah 1,23 juta anggota, dan mencapai aset Rp5,24 triliun, dengan kontribusi aset terbesar disumbang KSP CU Pancur Kasih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News