Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri pengolahan rumput laut karena dianggap menjanjikan dalam investasi. Pada 2020, tercatat nilai ekspor dari industri tersebut mencapai USD96,19 juta atau sekitar Rp1,3 triliun dengan volume produksi sebesar 26.611 ton.
Produk olahan rumput laut biasanya digunakan oleh industri pangan dan nonpangan. Dalam industri pangan, produk formulasi rumput laut digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada bakso, nugget, sirup, es krim, yogurt, jus, dan jeli.
Pada industri nonpangan, rumput laut dapat digunakan untuk produksi cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, sabun, dan sampo.
"Kita punya daya saing dan pasar ekspor olahan rumput laut masih menjanjikan. Apalagi, Indonesia punya potensi besar dengan ketersediaan bahan baku rumput laut," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangan resmi, Kamis, 4 November 2021.
Dia menjelaskan, produk olahan rumput laut di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni agar-agar dan karaginan. Secara global, saat ini Indonesia menempati posisi ketujuh untuk negara eksportir agar-agar dan peringkat keenam sebagai negara eksportir karaginan.
Di sisi lain secara volume ekspor, Indonesia dianggap sebagai negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput laut kering. "Pada 2019, nilai ekspor olahan rumput laut hanya 49,75 persen dari nilai ekspor rumput laut kering dengan produk olahan utama yang diekspor yaitu karaginan. Pada 2020, persentase tersebut meningkat menjadi 53,79 persen," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News