"Kita usahakan mudah-mudahan di pertengahan Mei-Juni ya mudah-mudahan bisa mulai," kata Erick dalam power lunch CNBC, Jumat, 30 Juli 2021.
Erick menjelaskan vaksin BUMN juga telah didaftarkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan masuk peringkat 121. Saat ini vaksin BUMN masih memerlukan proses lebih lanjut seperti uji klinis 1-2-3.
"Bio Farma memang perusahaan dari jaman Belanda yang umurnya sudah ratusan tahun yang salah satu expert-nya produksi vaksin ke seluruh dunia, enggak hanya di Indonesia seperti vaksin polio, meningitis dan lain sebagainya. Memang mengenai vaksin ini kita harus belajar lagi dan tingkatkan," terang Erick.
Selain vaksin BUMN, saat ini Kementerian BUMN juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), BPOM, BRIN, Eijkman dan juga universitas-universitas lainnya dalam mengupayakan produksi vaksin merah putih.
"Yang selama ini impor vaksin, tahun depan kita coba buat vaksin sendiri," tutur dia.
Erick menambahkan Bio Farma juga memiliki line produksi baru yang menambah kapasitas produksi. Sebelumnya kapasitas produksi vaksin Bio Farma sebanyak satu juta dosis, dengan adanya line produksi ini akan ada tambahan produksi 250 juta dosis vaksin.
Dari tambahan kapasitas tersebut, 250 jutanya digunakan untuk memproduksi vaksin dalam bentuk bulk atau bahan baku dari Sinovac untuk menjadi vaksin jadi. Sedangkan 250 juta lainnya saat ini masih dalam proses perizinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Fasilitas-fasilitas ini yang bisa untuk vaksin merah putih ke depan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News