Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyebutkan, pusat belanja ritel modern dapat mengurangi daftar swalayan yang terpaksa tutup karena sudah tidak sanggup melanjutkan usaha. Pelaku usaha meminta agar pusat belanja dapat kembali dibuka setelah perpanjangan PPKM Darurat.
"Sektor hulu pabrik makanan dan minuman yang selalu disubsidi pemerintah minta dibantu, tapi apa artinya jika sektor hilirnya tidak dapat beroperasi," kata Mandey dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia Metro TV pada Jumat, 23 Juli 2021.
Sejak 2020 hingga Juni 2021, disebutkan setidaknya terdapat satu atau dua toko tutup setiap harinya. Jumlah yang tutup mencapai sekitar 1.500 swalayan. Mandey meminta pemerintah membantu pengusaha ritel agar tidak mati karena berdampak pada bisnis lainnya.
"Multiplier effectnya bisa berdampak pada UMKM, kita mem-PHK dan mengurangi stok. Kalau productivity kita rendah pasti less inventory,” ujar Mandey.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja pun menyebutkan, saat ini pusat belanja dalam kondisi yang sangat berat. Ia menambahkan kondisi sekarang dinilai lebih berat dari 2020 lalu.
"Di Tahun 2020, pusat perbelanjaan masih bisa bertahan karena masih memiliki dana cadangan. 2021, tidak mampu karena sudah tidak mempunyai dana cadangan," jelas Widjaja dalam tayangan yang sama.
Widjaja berharap pemerintah dapat membantu pusat belanja dengan kebijakan relaksasi subsidi gaji pegawai 50 persen. Ia menjelaskan kebijakan ini dapat diberikan langsung kepada karyawan melalui BPJS Ketenagakerjaan atau melalui mekanisme lain. (Nadia Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News