Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menagih janji PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter). Hal ini merespon permintaan Freeport terkait relaksasi target pembangunan smelter di masa pandemi covid-19.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Rida Mulyana meminta perusahaan tambang yang beroperasi di Papua itu membuktikan alasan dari relaksasi target pembangunan smelter.
"Kita sudah terima mereka, pasti harus ada alasan misal mereka kesulitan untuk mendatangkan expertnya atau mendatangkan barangnya akibat pandemi. Paling enggak kita dikasih tahu bukti itu," kata Rida di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.
Rida pun tidak menerima alasan bahwa Freeport McMoran melakukan pemangkasan anggaran untuk membangun smelter. Karena itu, smelter yang berlokasi di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur itu tetap harus dibangun.
"Yang penting lakukan dulu (pembangunan smelternya), (masalah pendanaan) itu mah terserah korporasi, tapi kan janjinya, saya nagih janji saja," jelas Rida.
Ia mengingatkan pembangunan smelter menjadi salah satu syarat bagi Freeport untuk mendapatkan perpanjangan dan perubahan kontrak dari skema kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Syarat yang telah disepakati tersebut haruslah dibuktikan.
"PTFI dari KK ke IUPK kan ada syarat, jadi tinggal nagih janji saja, kemarin kan waktu dikasih IUPK kamu tuh sudah janji, nah itu yang saya sikat. Jadi ayo mana (tunjukkan) buktinya, tapi enggak kemudian ingkar janji," tutur Rida.
Sebelumnya, Freeport McMoran berencana menunda pembangunan smelter. Perusahaan tambang Amerika Serikat itu memangkas anggaran belanja modalnya (capital expenditure), termasuk salah satunya untuk proyek smelter di Indonesia.
“Kami sudah memberitahu Pemerintah terkait keterlambatan ini dan kami sedang berdiskusi untuk memperpanjang batas waktu (penyelesaian) smelter yang disepakati di Desember 2023,” kata President & Chief Executive Officer Freeport McMoran Richard dalam conference call kinerja kuartal I-2020.
Executive Vice President & Chief Financial Officer Freeport McMoran Kathleen Quirk menambahkan, secara global, perusahaan memangkas modal belanja hingga USD800 juta menjadi USD2 miliar menyusul pandemic covid-19. Pemangkasan anggaran belanja ini termasuk di Indonesia sebesar USD200 juta.
Proyek smelter ini didesain terintegrasi dengan fasilitas pemurnian anoda slime. Smelter tembaga dari proyek ini direncanakan berkapasitas dua juta ton konsentrat, sementara kapasitas smelter anoda slime sebesar 6.000 ton. Awalnya, Freeport Indonesia berkomitmen merampungkan smelter ini paling lambat sampai 21 Desember 2023.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Rida Mulyana meminta perusahaan tambang yang beroperasi di Papua itu membuktikan alasan dari relaksasi target pembangunan smelter.
"Kita sudah terima mereka, pasti harus ada alasan misal mereka kesulitan untuk mendatangkan expertnya atau mendatangkan barangnya akibat pandemi. Paling enggak kita dikasih tahu bukti itu," kata Rida di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.
Rida pun tidak menerima alasan bahwa Freeport McMoran melakukan pemangkasan anggaran untuk membangun smelter. Karena itu, smelter yang berlokasi di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur itu tetap harus dibangun.
"Yang penting lakukan dulu (pembangunan smelternya), (masalah pendanaan) itu mah terserah korporasi, tapi kan janjinya, saya nagih janji saja," jelas Rida.
Ia mengingatkan pembangunan smelter menjadi salah satu syarat bagi Freeport untuk mendapatkan perpanjangan dan perubahan kontrak dari skema kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Syarat yang telah disepakati tersebut haruslah dibuktikan.
"PTFI dari KK ke IUPK kan ada syarat, jadi tinggal nagih janji saja, kemarin kan waktu dikasih IUPK kamu tuh sudah janji, nah itu yang saya sikat. Jadi ayo mana (tunjukkan) buktinya, tapi enggak kemudian ingkar janji," tutur Rida.
Sebelumnya, Freeport McMoran berencana menunda pembangunan smelter. Perusahaan tambang Amerika Serikat itu memangkas anggaran belanja modalnya (capital expenditure), termasuk salah satunya untuk proyek smelter di Indonesia.
“Kami sudah memberitahu Pemerintah terkait keterlambatan ini dan kami sedang berdiskusi untuk memperpanjang batas waktu (penyelesaian) smelter yang disepakati di Desember 2023,” kata President & Chief Executive Officer Freeport McMoran Richard dalam conference call kinerja kuartal I-2020.
Executive Vice President & Chief Financial Officer Freeport McMoran Kathleen Quirk menambahkan, secara global, perusahaan memangkas modal belanja hingga USD800 juta menjadi USD2 miliar menyusul pandemic covid-19. Pemangkasan anggaran belanja ini termasuk di Indonesia sebesar USD200 juta.
Proyek smelter ini didesain terintegrasi dengan fasilitas pemurnian anoda slime. Smelter tembaga dari proyek ini direncanakan berkapasitas dua juta ton konsentrat, sementara kapasitas smelter anoda slime sebesar 6.000 ton. Awalnya, Freeport Indonesia berkomitmen merampungkan smelter ini paling lambat sampai 21 Desember 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id