Sandiaga Uno saat peluncuran fesyen hasil kolaborasi Intresse x Sandiaga Uno Collection.
Sandiaga Uno saat peluncuran fesyen hasil kolaborasi Intresse x Sandiaga Uno Collection.

Fesyen Lokal Diharap Jadi Motor Penggerak Ekonomi Perempuan UMKM

Medcom • 29 November 2025 18:00
Jakarta: Industri ritel diharapkan tidak melahirkan produk fesyen sekadar sebagai koleksi mode, melainkan sebagai katalisator gerakan sosial ekonomi yang bertujuan konkret pada pemberdayaan perempuan dan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
 
Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno saat peluncuran fesyen hasil kolaborasi Intresse x Sandiaga Uno Collection, yang memperkenalkan rangkaian koleksi mengangkat wastra dan budaya Nusantara, sekaligus menegaskan komitmen pada pemberdayaan perempuan, penguatan UMKM keberlanjutan.
 
Acara dibuka dengan penayangan video yang menampilkan perjalanan kolaborasi tersebut. Melalui visual, penonton diajak menyelami visi dan semangat yang melandasi kolaborasi.

Antara lain, mencintai wastra Nusantara, memberdayakan perempuan, dan mendorong UMKM agar naik kelas.
 
Setelah itu, sesi talkshow bertema 'Perempuan Berdaya, UMKM Naik Kelas, Indonesia Melaju' menghadirkan diskusi mengenai bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat membuka akses pasar, mendorong inovasi, serta menciptakan dampak nyata bagi pelaku UMKM.
 
Sandiaga menegaskan kolaborasi ini bukan sekadar menghadirkan sebuah koleksi fesyen, melainkan sebuah gerakan sosial. Menurutnya, fesyen harus memiliki tujuan yang lebih luas. "Kualitas boleh dunia, tapi dampaknya harus terasa di rumah sendiri," ujarnya.
 
Ia berharap kolaborasi ini dapat membuka lapangan kerja, memperkuat UMKM, 60 persen di antaranya digerakkan perempuan dan menginspirasi pelaku usaha lokal untuk terus berkembang.
 
Dari perspektif industri, Handaka Santosa dari MAP Group menyebut Intresse bukan hanya merek dengan produk elegan, tetapi juga sebuah cerita yang hidup.
 
Ia menjelaskan untuk dapat tampil di ruang premium seperti Seibu, sebuah brand harus memenuhi tiga pilar penting, yakni kualitas tinggi, kesiapan pasokan, dan cerita yang otentik.
 
Di samping itu, kemampuan merek dalam mengomunikasikan nilai dan identitasnya menjadi faktor krusial. Menurutnya, Intresse telah menunjukkan kesiapan itu dari disiplin produksi hingga kepercayaan diri sebagai brand lokal yang kuat.
 
Di balik Intresse, hadir Fanny Kurniawan yang memandang fesyen sebagai jembatan pemberdayaan. Ia menggandeng Sandiaga karena kesamaan nilai, yakni kepercayaan pada kekuatan perempuan, artisan lokal, dan dampak sosial.
 
Koleksi yang ditampilkan merupakan hasil karya para ibu penjahit binaan Intresse, termasuk kisah inspiratif Ibu Mia dari Tasikmalaya.
 
Dari satu mesin bordir, ia kini mengelola empat mesin dan mempekerjakan sekitar lima puluh karyawan. "Mulai dari langkah kecil saja. Jangan takut mencoba," pesannya.
 
Acara ditutup dengan trunk show yang menampilkan interpretasi modern tenun dan bordir Sumatera, menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat dihidupkan dalam desain yang relevan dan elegan untuk penggunaan sehari-hari.
 
Kolaborasi ini merupakan bagian ketiga dari tema besar Intresse ‘Noesantara’, yang menjadi perjalanan menuju peringatan 25 tahun brand tersebut.
 
Filosofinya menjadikan fashion sebagai sarana pemberdayaan perempuan, memajukan UMKM, dan mengangkat karya lokal Indonesia ke panggung yang lebih luas.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan