"Proyek food estate kebun singkong Kemenhan (Kementerian Pertahanan) yang gagal di Gunung Mas, Kalteng (Kalimantan Tengah), kini diambil alih Kementan dengan mengganti singkong menjadi jagung."
"Sekilas jagungnya tumbuh subur, tapi ada sesuatu yang kita semua perlu tahu. Apa itu? Simak video ini," demikian narasi yang diunggah Greenpeace Indonesia di akun X @GreenpeaceID seperti dikutip Medcom.id, Jumat, 22 Desember 2023.
Di dalam video itu, Greenpeace Indonesia bersama Walhi, LBH Palangka Raya, dan Save Borneo mendatangi lokasi food estate. Kunjungan ke sana sebagai upaya mengkroscek seperti apa perkembangan pohon jagung yang ditanam menggantikan singkong yang gagal panen.
Sebelumnya, pada 11 Desember 2023, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berkunjung ke sana untuk menengok proyek tersebut. Narasi yang dikemukakan, tanaman jagung itu tampak tumbuh subur dan siap panen pada Januari 2024.
Hasil temuan Greenpeace, tanaman jagung itu ditanam menggunakan pot atau polybag, bukan langsung di lahan food estate.
"Ini menunjukkan bahwa lahan food estate yang sudah dihancurkan hutannya tidak bisa dipakai untuk menanam secara langsung," demikian narasi yang dibagikan Greenpeace Indonesia dalam video itu.
Greenpeace menyatakan "singkong gagal ditanam, datanglah tanaman jagung dalam balutan polybag sebagai "penyelamat"."
Di akhir video tersebut, Greenpeace melontarkan kalimat yang menohok. "Kalau cuma menanam jagung di polybag, ya bikin aja food estate di lahan parkir gedung kementerian. Ngapain harus ngancurin hutan indonesia."
Dibantah Mentan
Unggahan Greenpeace ini langsung dibantah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Andi minta Greenpeace menunjukkan bukti konkret."Ada informasi katanya jagung ditanam di pot. Saya minta coba tunjukkan potnya, katanya ada yang pakai pot di sebelah mana itu," ujar Amran saat menghadiri pembinaan penyuluh di Lampung, Rabu, 20 Desember 2023 seperti dikutip dari Mediaindonesia.com.
Amran mengatakan penggunaan pot hanya dilakukan pada benih percobaan. Tujuannya, untuk mengetahui kondisi iklim dan seberapa besar pertumbuhan jagung yang akan ditanam.
"Itu pun hanya beberapa pot karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung," kata dia.
Baca: Food Estate Dinilai Bukan Solusi untuk Ketahanan Pangan
Amran melanjutkan penggunaan pot itu untuk mengetahui kondisi iklim dan benih yang akan ditanam. "Dan itu yang diambil gambarnya (oleh Greenpeace). Tolong diubah mindset-nya, ubah karakternya agar negara yang saya cintai ini bisa menjadi super power. Jangan diisi dengan orang-orang pecundang yang suka fitnah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News