“Sangat penting untuk melakukan aksi terhadap perubahan iklim. Penurunan ini (PDB) bahkan bisa lebih tinggi lagi mencapai 3-5 persen di 2050 dan 2060,” kata Utusan Khusus untuk Global Blended Finance Alliance Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers usai membuka acara Indonesia Sustainability Forum, dilansir Antara, Jumat, 8 September 2023.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan bahwa perubahan iklim akan semakin diperparah dengan meningkatnya polusi udara. Hal itu menurut dia, berpotensi menurunkan 1,2 tahun angka harapan hidup, dan nilai pendapatan pekerja sebesar 0,6 persen dari PDB.
Kondisi tersebut dapat terjadi karena polusi berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sehingga mengganggu produktivitas, dan membatasi aktivitas di luar ruangan.
Baca juga: Ekosistem Karbon Biru Bantu Atasi Krisis Iklim |
Mari Elka mengatakan Indonesia memerlukan rencana jangka panjang yang jelas untuk mencapai target bebas emisi pada 2060.
Salah satunya dengan membuat kebijakan reformasi dan regulasi dalam mendapatkan investasi dari swasta.
“Jadi kalau tanpa ada dasar kebijakan yang jelas sehingga swasta bisa melakukan hitung-hitungannya, risikonya berapa, dan bagi hasilnya berapa, itu sangat sulit untuk mengharapkan dana yang diperlukan,” jelas Mari Elka.
Wadah pendanaan investor
Indonesia, kata Mari Elka, sudah memiliki Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform untuk mewadahi pendanaan dari para investor yang diresmikan sejak November 2022.Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan pada tahap awal Climate Investment Funds (CIF) sebagai salah satu pendanaan multilateral terbesar di dunia untuk aksi iklim negara-negara berkembang telah mengalokasikan dana konsesi sebesar USD500 juta untuk Indonesia melalui ETM Country Platform.
Dana tersebut diharapkan mampu menggerakkan lebih dari USD4 miliar pembiayaan untuk mempercepat pensiun dini beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total dua gigawatt.
Langkah tersebut mampu mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon dioksida pada 2030, dan 160 juta ton pada 2040.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News