Penggunaan energi fosil menyebabkan peningkatan gas rumah kaca dan berpengaruh pada keseimbangan ekosistem dan perubahan iklim serta suhu bumi.
"Lebih dari 50 persen sumber energi kita dari bahan bakar fosil yang kalau boleh saya mengutip, sumber-sumber itu masih masuk ke dalam kategori bahan bakar tidak ramah," kata wanita yang akrab disapa Rerie dalam diskusi virtual bertajuk 'Peta Jalan Menuju Ketahanan dan Percepatan Transisi Energi Nasional, Rabu, 3 Maret 2021.
Politikus NasDem ini menambahkan harus ada perubahan penggunaan sumber energi ke arah yang lebih hijau dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Jika masih bertumpu pada energi fosil, maka akan membahayakan bagi kehidupan mendatang.
"Kita harus mulai memikirkan bagaimana kita harus menyikapi masalah ini, apakah memilih untuk terus menggunakan energi yang membahayakan kita bersama atau beralih," tutur Rerie.
Adapun pemerintah telah menerbitkan berbagai macam kebijakan sebagai acuan bagi pengelolaan energi dan kebijakan jangka panjang hingga 2025.
Dalam kebijakan tersebut, pemerintah menitikberatkan mengenai ketahanan dan kemandirian energi. Namun, kata Rerie, yang menjadi pertanyaan yakni sejauh mana kesiapan dan pengembangan untuk mencapai ketahanan dan kemandirian tersebut. Namun, masih banyak tumpang tindih regulasi antara pusat dan daerah yang menghambat tercapainya kemandirian energi.
"Kita harapkan rumusan peta jalan menuju ketahanan dan percepatan transisi energi nasional dengan energi terbarukan dapat tercapai," pungkas Rerie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News