Ia mengakui untuk bisa mencapai target tersebut bukan pekerjaan yang gampang sehingga membutuhkan kerja keras. Namun dengan optimisme yang kuat dan didasari oleh realisasi yang sudah ada, ia meyakini target Rp900 triliun itu tetap realistis untuk bisa dicapai sampai dengan akhir tahun nanti.
"Kami telah lakukan kalkulasi, mapping, terhadap beberapa calon investasi yang sudah realisasi, dan calon yang akan masuk di kuartal IV dengan peluang yang ada. Doakan bisa tercapai di angka Rp900 triliun. Ini kita harus optimis jangan pesimistis," kata dia dalam video conference, Rabu, 27 Oktober 2021.
Bahlil menambahkan pencapaian target realisasi investasi tahun ini akan memudahkan Kementerian Investasi/BKPM untuk mengejar target lebih tinggi tahun depan. Dengan keinginan Presiden Jokowi untuk pertumbuhan ekonomi mencapai diatas lima persen, maka dibutuhkan investasi antara Rp1.000 triliun hingga Rp1.100 triliun.
"Kita minimal itu untuk investasi langsung minimal Rp1.000 triliun sampai Rp1.100 triliun. Berarti kita harus membuat target Rp1.200 triliun, dengan catatan di sektor konsumsi, ekspor impor, spending government itu stabil, baru bisa pertumbuhan ekonomi kita capai 5,5 sampai enam persen," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga menargetkan agar bisa menarik investasi dari negara-negara yang selama ini belum masih sedikit investasinya di Indonesia. Selain itu, kepastian dan kemudahan perizinan juga akan menjadi 'senjata' bagi Indonesia menarik minat investasi dari negara lain didukung juga kepastian hukum dan stabilitas politik.
"Strategi yang dilakukan adalah salah satunya membangun strategi baru untuk negara-negara lain bisa masuk ke Indonesia. Strateginya di antaranya adalah pertama, bagaimana memberikan jaminan kepastian dan efisiensi dan perizinan. Kedua, menjaga kepastian hukum. Ketiga, bagaimana menjaga stabilitas politik dan keamanan kita," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News