"Kemarin saya mendapatkan laporan (stok beras) bisa mencapai 5,62 juta ton. Ini sangat bagus," kata Jokowi di istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 28 April 2020.
Baca: 7 Provinsi Mengalami Defisit Stok Beras
Jokowi meminta Bulog memperhatikan hal ini dengan tetap membeli gabah petani. Tentunya pembelian disertai insentif harga yang layak dan dengan fleksibilitas yang memadai.
"Tolong juga dikalkulasi kemungkinan terjadi kemarau panjang di 2020 walau prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak ada cuaca yang ekstrem. Namun tetap harus waspada terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional kita," ungkapnya.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pendemi korona (covid-19) bisa menyebabkan krisis pangan dunia. Jokowi tak ingin hal ini terjadi.
Solusinya, penanaman pada Agustus dan September 2020 harus benar-benar diperhatikan. Sehingga bisa mencukupi kebutuhan nasional.
"Harus betul-betul dilihat secara detil sehingga tidak mengganggu produksi rantai pasok maupun distribusi dari bahan pangan yang ada," terang dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun meminta Kementerian Pertanian, Perdagangan, dan Bulog menjaga produksi pangan agar berjalan normal. Mereka juga diminta memastikan agar petani tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Dan program stimulus ekonomi betul-betul bisa menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita. Artinya menjangkau petani kita," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News