Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan capaian tersebut telah mencapai 131 persen dari target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar USD7,28 miliar.
"Kami bersyukur pada kuartal III-2021 ini, salah satu KPI (Key Performance Indicator) SKK Migas yakni penerimaan negara telah tercapai, bahkan melebihi target," kata Dwi dalam paparan kinerja hulu migas kuartal III secara virtual, Selasa, 19 Oktober 2021.
Dwi mengatakan maksimalnya penerimaan negara dari hulu migas tidak lepas dari harga minyak dunia yang berangsur membaik serta efisiensi kegiatan operasi hulu migas yang dilakukan.
Dimulai pertengahan 2021, harga Indonesian Crude Price (ICP) yang mulai mengalami kenaikan hingga per September ini mencapai USD72,2 per barel.
"Tentunya kita semua berharap membaiknya harga minyak dunia ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha hulu migas agar gairah investasi dapat kembali menggeliat setelah sempat lesu pada 2020 lalu,” ujar Dwi.
Selain harga minyak dunia, harga LNG juga diprediksi cenderung meningkat hingga kuartal I 2022, seiring dengan peningkatan kebutuhan energi dunia.
Sementara investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional, saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai USD7,9 miliar atau Rp113,3 triliun dari target USD12,38 miliar.
Untuk realisasi biaya cost recovery pada kuartal III 2021 telah mencapai USD5,56 miliar atau Rp79,8 triliun.
“Realisasi cost recovery berada di angka 68,90 persen terhadap outlook. SKK Migas akan terus mengawal agar angka cost recovery berada dibawah target melalui efisiensi dan optimalisasi kegiatan operasi KKKS,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News