Ilustrasi bendera Indonesia - - Foto: AFP/ Bay Ismoro
Ilustrasi bendera Indonesia - - Foto: AFP/ Bay Ismoro

Presidensi G20 Momentum Branding Indonesia di Mata Dunia

Antara • 20 November 2021 12:58
Jakarta: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Presidensi G20 dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk membangun citra atau branding di mata dunia.
 
“Semoga Indonesia juga bisa membawa basis filosofi yaitu konsultasi dan konsensus, konkretnya adalah musyawarah mufakat, dalam forum G20 tersebut,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu, 20 November 2021.
 
Pertemuan Presidensi G20 yang digelar tahun depan ini mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Airlangga menyampaikan bahwa keberhasilan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di suatu negara tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak diikuti oleh keberhasilan yang sama di negara-negara lain.
 
“Ini adalah momentum untuk menjaga Kawasan Indo Pasifik yang netral, sebab pertumbuhan ekonominya yang relatif tinggi, dan ini adalah eranya untuk Asia. Setelah G20, Indonesia juga akan memimpin ASEAN, sehingga ini (G20) sangat tepat waktu, karena saat ini ASEAN merupakan wilayah cukup tenang dengan pertumbuhan tinggi.” ujarnya.

4 keuntungan Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20:

  1. Meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun
  2. Penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun
  3. Pelibatan UMKM
  4. Penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor
Sehingga secara agregat, diperkirakan manfaat ekonomi tersebut dapat mencapai 1,5-2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 lalu. Hal ini dikarenakan pelaksanaan pertemuan G20 tahun depan terdiri atas 150 pertemuan seperti Working Groups, Engagement Groups, Deputies/Sherpa, Ministerial, dan KTT G20, serta side events selama 12 bulan.
 
Dari dalam negeri, Indonesia harus memperkuat vaksinasi covid-19 dan protokol kesehatan demi menciptakan resiliensi jika terjadi gelombang berikutnya.
 
“Maka itu, vaksin merah putih, vaksin nusantara ataupun vaksin lainnya yang bisa kerja sama dengan perusahaan farmasi, baik dengan BUMN dan swasta akan terus didorong, agar selain menangani covid-19, kita bisa juga menghemat devisa,” terang dia.
 
Selanjutnya digitalisasi, pemerintah telah mempunyai roadmap dan mendorong infrastruktur digitalisasi. Indonesia harus mampu memanfaatkan sistem komunikasi satelit orbit rendah atau low earth orbit satellite untuk menjangkau layanan komunikasi hingga wilayah terpencil dan lebih terjangkau sehingga dapat mengatasi kesenjangan digital.
 
Begitu pula dengan inklusi keuangan yakni membuat regulatory sandbox untuk melindungi transaksi keuangan masyarakat. “Untuk transisi energi, Indonesia akan membuat prototipe atau percontohan, termasuk kepada dukungan finansialnya, sehingga ini paket percontohan yang bisa direplikasi dan dilihat evaluasinya menjelang KTT G20 nanti,” tambah dia.
 
Adapun mengenai investasi diwujudkan melalui reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja. Saat ini implementasinya melalui sistem OSS RBA. Kemudian, kebijakan Indonesia untuk melakukan hilirisasi yang menciptakan nilai tambah dalam melengkapi Global Value Chain, seperti mendorong sustainable palm oil menjadi komoditas ekspor andalan.
 
“Tentu ekosistem terkait hilirisasi bisa didorong keluar, karena ini adalah salah satu sektor unggulan Indonesia, baik kompetitif maupun komparatif. Sektor manufaktur sangat diminati, karena berbagai negara dengan bekal pengalaman pandemi covid-19, mereka akan berisiko kalau hanya bergantung kepada satu negara saja dalam Global Supply Chain-nya,” pungkas Airlangga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan