Angka ini menegaskan bahwa industri semikonduktor kini menjadi tulang punggung ekonomi digital dunia.
Chip kini hadir di berbagai lini kehidupan dari smartphone, kendaraan listrik, perangkat IoT, hingga kebutuhan industri. Melihat peran strategis tersebut, Indonesia tak bisa tinggal diam.
Negara ini perlu memperkuat kapasitas talenta dan teknologi agar mampu mengambil posisi dalam rantai pasok global.
Tantangan membangun kompetensi desain chip
Meski pasar semikonduktor tumbuh pesat, kompetensi desain chip masih menjadi tantangan besar bagi banyak negara berkembang. Prosesnya membutuhkan talenta highly-skilled, riset berkesinambungan, dan akses teknologi canggih.Untuk menjawab tantangan tersebut, kolaborasi internasional menjadi langkah penting—termasuk bermitra dengan negara-negara yang memiliki ekosistem teknologi mapan seperti Belanda.
| Baca juga: China Blokir Chip AI Nvidia, Kesempatan Huawei Tampil di Pertarungan Chip AI |
Prasmul jalin kerja sama strategis dengan high tech NL
Fakultas STEM Universitas Prasetiya Mulya melalui Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan High Tech NL, asosiasi teknologi terkemuka di Belanda.Penandatanganan berlangsung di Forum Semicon, Munich, Jerman, pada 19 November, dan menjadi momentum penting bagi penguatan ekosistem semikonduktor Indonesia.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Permata Nur M.R., Ph.D., Dekan Fakultas STEM dan Vice Chairman ICDEC, sementara High Tech NL diwakili oleh Eric-Mark Huitema, Director High Tech NL. Momen ini juga disaksikan oleh perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Fokus kerja sama talenta, riset, dan ekosistem high tech
MoU ini mencakup empat fokus utama ysituPengembangan talenta di bidang desain dan teknologi semikonduktor, kolaborasi riset dan inovasi strategis, akses fasilitas industri dan teknologi Belanda, dan penguatan ekosistem pasar dan teknologi di IndonesiaKerja sama ini juga mencakup pembentukan Joint Steering Committee (JSC) serta sejumlah working group tematik seperti IC Design, MPW/Prototyping, Talent Development, Product Prototyping, dan Market Development.
Struktur tersebut disiapkan agar kolaborasi berjalan terarah, terukur, dan berdampak nyata bagi kedua pihak.
“Kolaborasi dengan High Tech NL memberi Indonesia peluang nyata untuk masuk lebih dalam ke rantai nilai global semikonduktor. Ini adalah momentum penting bagi penguatan kapasitas talenta dan teknologi nasional. Dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Republik Indonesia sangatlah krusial,” kata Permata dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 November 2025.
Sementara itu, pihak Belanda melalui Eric-Mark Huitema menyampaikan optimismenya terhadap potensi Indonesia.
“Kami percaya Indonesia memiliki potensi yang besar. Melalui kerja sama ini, kami ingin menghadirkan koneksi industri dan berbagi pengalaman, sehingga kita dapat tumbuh bersama dalam ekosistem teknologi canggih dunia,” tutur Mark.
Mendorong kedaulatan teknologi Indonesia
Penandatanganan MoU ini menegaskan komitmen Universitas Prasetiya Mulya dan ICDEC untuk memperkuat kedaulatan teknologi nasional. Dengan dukungan jejaring global, Indonesia berpeluang melahirkan generasi baru insinyur dan inovator yang mampu bersaing di panggung internasional.Kolaborasi ini diharapkan menjadi landasan penting menuju ekosistem semikonduktor Indonesia yang lebih mandiri, maju, dan berdaya saing global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id