Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari semangat kesetaraan di bidang ekonomi, dengan fokus utama pada anak muda, disabilitas, dan perempuan.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin emak-emak menjadi lebih mandiri secara ekonomi, tidak bergantung pada suami, dan bisa buka lapangan kerja. Hari ini mereka tidak hanya belajar membuat donat dan bolu pisang lumer, tetapi juga cara menggunakan AI agar langsung bisa open pre-order," ujar Sandiaga, menekankan pentingnya adopsi teknologi bagi bisnis rumahan.
Pelatih yang juga Ketua UMKM Sahabat Sandi Bandung Raya, Dewi Trianawati, menjelaskan bahwa pemilihan menu olahan pisang didasarkan pada pertimbangan bahan baku yang murah dan mudah diperoleh serta sifat produk yang fleksibel untuk dimodifikasi sesuai selera pasar.
"Kami memilih menu ini karena fleksibel. Selain hardskill, peserta juga diajarkan membuat konten promosi dengan aplikasi ChatGPT, bahkan ditantang untuk langsung open PO (Pre-Order) di hari yang sama," kata Dewi, menunjukkan langkah konkret penggabungan produksi dan pemasaran digital.
Komitmen terhadap peningkatan kualitas UMKM tidak berhenti setelah pelatihan tatap muka. Para peserta dijanjikan akan mendapatkan pendampingan intensif selama tiga minggu berikutnya.
Program pendampingan ini bertujuan memfasilitasi diskusi, memberikan bimbingan langsung, dan melatih peserta untuk embuat konten promosi yang menarik, mengoptimalkan strategi digital marketing, serta menerapkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan.
Melalui program terpadu ini, YIS dan mitra berharap dapat menciptakan ekosistem wirausaha yang kuat, di mana keterampilan kuliner tradisional bersinergi dengan alat pemasaran modern seperti AI, sehingga membuka peluang usaha dan menciptakan kemandirian ekonomi bagi pelaku UMKM lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id