"Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit 2021 yang hanya sebesar 5,2 persen (yoy)," ungkap hasil Survei Perbankan yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat, 21 Oktober 2022.
Sementara, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan akhir 2022 diprakirakan tetap terjaga. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penghimpunan DPK 2022 yang bernilai positif sebesar 82,1 persen.
"Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan SBT 78,5 persen pada tahun sebelumnya," terang Bank Indonesia.
Prakiraan kredit kuartal IV-2022
Pada kuartal IV-2022, secara kuartal (qtq), penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru kuartal IV-2022 sebesar 90,0 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan 88,1 persen pada kuartal sebelumnya.
Adapun prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru kuartal IV-2022 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
"Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada kuartal IV-2022 diprioritaskan pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Perantara Keuangan," pungkas survei BI.
Baca juga: Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Kuartal III-2022 Tumbuh Melambat |
Sejalan dengan prakiraan pertumbuhan kredit baru yang meningkat, kebijakan penyaluran kredit pada kuartal IV-2022 diprakirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode kuartal sebelumnya.
Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal IV-2022 bernilai negatif 1,9 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan negatif 1,7 persen pada kuartal sebelumnya
"Standar penyaluran kredit yang lebih longgar dibandingkan kuartal sebelumnya diprakirakan terjadi pada jenis kredit KPR, kredit konsumsi selain KPR, dan kredit UMKM. Sementara itu, kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih longgar dibandingkan kuartal sebelumnya terutama pada aspek biaya persetujuan kredit," urai BI.
Sedangkan penghimpunan DPK pada kuartal IV-2022 diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Peningkatan tersebut terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 82,1 persen, lebih tinggi dibandingkan 41,1 persen pada kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada jenis instrumen giro dan tabungan, dengan SBT positif masing-masing sebesar 45,6 persen dan 91,3 persen. Sementara itu, deposito terindikasi sedikit menurun walaupun tidak sedalam kuartal sebelumnya, dapat dilihat dari SBT yang bernilai negatif 2,6 persen dari sebelumnya negatif 21,7 persen," tutup survei tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News