Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengungkap pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kuartal II tersebut lebih disebabkan oleh konsumsi masyarakat. Pada kuartal II, ada beberapa momen yang memicu naiknya konsumsi masyarakat.
"Kalau kita lihat sebenarnya yang naik cukup tinggi adalah konsumsi masyarakat. Ini naik sekitar 5,51 persen. Jadi yang kuartal dua ini sangat tertolong dengan konsumsi masyarakat. Ada momen ramadan, idulfitri, serta persiapan ajaran baru. Makanya kalau kita lihat pertumbuhan konsumsi masyarakat itu naik tajam sekali," kata Nailul di Jakara, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Menurut dia, konsumsi masyarakat menyumbang 50 persen dalam PDB. Hal itu menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,44 persen pada kuartal II.
Meski demikian, Huda memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tidak seimpresif kuartal II. Hal itu disebabkan tidak ada momen yang mendorong konsumsi masyarakat.
"Kuartal III tidak ada momen untuk tumbuh lebih cepat. Jadi kita akan menyaksikan pertumbuhan ekonomi akan melambat di Kuartal III," kata dia.
Pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan lagi. Dengan catatan, inflasi bisa ditekan serendah mungkin. Dia menyebut kenaikan harga komoditas dalam negeri akan memicu inflasi karena menekan daya beli masyarakat.
"Bahkan kalau inflasi terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5 persen," ucapnya.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Tembus 5,44%, Kinerja Menko Airlangga Dipuji |
Huda mengungkapkan ada beberapa faktor yang menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti konsumsi masyarakat, investasi, dan ekspor. Dari ketiga faktor tersebut, konsumsi masyarakat adalah yang paling utama. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan mampu menekan inflasi agar tidak terlalu tinggi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Bagaimana caranya? Pasti harus menjaga inflasi dengan berbagai cara, misal menstabilkan harga pangan, kalau pemerintah ingin menaikkan harga BBM pertalite dan gas 3 kilogram pasti harus menjaga daya beli masyarakat dengan subsidi misalnya," kata dia.
Huda juga menekankan konsumsi pemerintah harus ditingkatkan pada kuartal III. Meski kecil, konsumsi pemerintah juga bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Mungkin kuartal III itu bisa dimanfaatkan. Karena walaupun kecil porsi ke PDB, akan sangat membantu," kata dia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan ada beberapa faktor pendorong tumbuhnya perekonomian Indonesia. "Ada tiga faktor yang menopang laju perekonomian Indonesia tetap positif. Yaitu, ekspor, domestik ekonomi dan investasi," kata Airlangga.
Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa pulang komitmen triliunan rupiah dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Outlook Kuartal III diprediksi tetap positif dilihat dari PMI, indeks keyakinan Konsumen, dan neraca perdagangan.
"Relatif seluruhnya dalam kondisi baik, begitu juga dengan kekuatan eksternal, yaitu jumlah devisa yang masih dipegang," kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengatakan dalam beberapa bulan ke depan Indonesia masih bisa menikmati booming harga komoditas. Kemudian, pada Kuartal III dan IV pemerintah akan menggenjot belanja pemerintah.
"Pemerintah masih punya cadangan government spending yang kuartal II kemarin masih bisa kita dorong dan alihkan ke Kuartal III dan IV, karena memang biasanya pada Kuartal I-II penyerapan relatif rendah," tegas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News