"Penawaran kerja sama ini selaras dengan pikiran saya karena 80 persen profesi masyarakat di Sumsel di sektor pertanian. Tambah selaras lagi karena baru diketuk (DPRD), juga BUMD agribisnis yang kita usulkan. Semoga ini menjadi pintu besar kesuksesan kita mengelola pertanian Sumsel," kata Herman Deru, dikutip siaran pers, Rabu, 7 Oktober 2020.
Herman Deru menjelaskan proses pengelolaan gabah hingga menjadi makanan tak bisa dilakukan secara parsial. Oleh karena itu pihaknya menyambut baik penawaran kerja sama tersebut dengan harapan akan ada peningkatan produksi pertanian agar petani tidak menjadi buruh di tanahnya sendiri.
Salah satu kendala yang didengar Herman Deru saat kunjungan kerja menemui petani di desa-desa adalah soal ukuran padi yang belum serempak. Kondisi ini berbeda dengan hasil produksi padi di beberapa negara penghasil padi lainnya di kawasan Asia.
"Petani bukan hanya butuh modal, tapi yang tak kalah penting adalah pembinaan hingga pemasaran. Tapi kita harus seragamkan dulu (padinya) dan kerja sama ini memang harus dilakukan. Saya yakin kesejahteraan masyarakat Sumsel paling mungkin diwujudkan dari sektor pertanian ini," ucap Herman Deru.
Sementara itu, Ketua Umum Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) Soetarto Alimoeso mengatakan penawaran kerja sama untuk membangun bank gabah di Sumsel dilatarbelakangi banyak hal, di antaranya Sumsel telah menjadi salah satu penghasil beras utama (surplus) keempat nasional, dan penyedia gabah atau beras bagi daerah lain di Indonesia.
Kemudian perdagangan gabah ke daerah lain di luar provinsi tidak dibatasi, namun nilai tambah dari hasil industri gabah/beras kurang dinikmati petani dan masyarakat setempat.
Selain itu, selama ini sebagian hasil gabah basah petani dari sejumlah sentra padi di Sumsel banyak yang dibawa keluar daerah.
"Akibatnya penggilingan padi kecil dengan segala keterbatasannya tidak mampu atau kesulitan menyerap gabah setempat, sehingga banyak yang hanya sebagai penyedia jasa giling dan bahkan banyak yang mati suri," kata Soetarto.
Hal tersebut mendasari ide didirikannya bank gabah di Sumsel. Bank gabah akan berfungsi sebagai penyangga atau penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil.
"Selama ini sebagian gabah dari Belitang wisata kemana-mana, Lampung, Banten, hingga Jabar. Akibatnya penggilingan padi yang kecil jadi mati suri karena tidak mampu bersaing modal. Makanya, tim kami ingin berperan di sini dan bank gabah Sumsel perlu dibangun agar berfungsi sebagai penyangga penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil. Tentunya bekerja sama dengan BUMD Agribisnis," ucap Soetarto.
Kehadiran bank gabah diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan petani, penggilingan padi yang mati suri bisa kembali hidup, serta terjaganya stabilitas pangan beras dan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News