Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) terdapat tujuh lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.
"Pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan Kawasan Industri (KI) dan infrastruktur pendukung KI. Kami melakukan joint study dengan pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI. Tidak menutup kemungkinan sinergi dengan BUMN Group lain," ujar Achmad, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 23 Juni 2022.
Terkait tantangan, Achmad menilai, adalah belum tersedianya infrastruktur gas bumi yang merata di lokasi-lokasi potensial KI baru, terutama daerah Sumatra bagian Tengah dan Indonesia bagian Tengah-Timur.
"Kemudian terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Group. Salah satunya proyek di GRR Tuban terletak 55 km dari Pipa Gresik-Semarang. Kilang PRPP telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal bear, termasuk incoming LNGC sehingga LNG akan lebih feasible menggunakan LNG Land Based,” jelasnya.
Oleh karena itu, PGN akan turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification Terminal di RU V Cilacap dan pembangunan Pipa Senipah-Balikpapan 20 inch sepanjang ±78 KM ke RU V Balikpapan. Sementara untuk regasifikasi pada pembangkit listrik, saat ini sedang dikebut untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara.
PGN juga akan terus meningkatkan portofolio bisnis, khususnya di bidang bisnis LNG trading and retail. Sebanyak dua proyek yang akan dikembangkan yaitu Jambaran Tiung Biru melalui mini LNG Plant berkapasitas 2,5 BBTUD dan LNG Bunkering Bontang.
"Segmen kelistrikan, industri dan retail tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas, di mana sinergi dilakukan untuk penyediaan gas bagi Kilang dan smelter, serta adanya terobosan dalam penyediaan moda non pipa retail serta LNG trading," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News