Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, perpanjangan masa registrasi GDI 2022 bertujuan untuk menjaring para desainer otomotif dan berbagai desainer manufaktur lainnya. Diharapkan dengan acara ini, produk-produk otomotif lokal bisa memenuhi permintaan global.
"Melalui GDI, produk-produk otomotif lokal dapat memenuhi tingginya permintaan global yakni 7,3 persen dari total impor dunia. Satu di antara lima produk manufaktur lokal yang memperoleh permintaan terbesar di pasar dunia adalah kendaraan bermotor dengan suku cadangnya USD8,64 miliar," ujar Lutfi, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 27 Maret 2022.
Untuk itu, lanjutnya, Kemendag terus mendorong industri otomotif nasional agar menjadi pemasok yang diperhitungkan di mancanegara. Adapun pada 2021, nilai ekspor mencetak sejarah perdagangan Indonesia dengan nilai tertinggi yaitu sebesar USD231,54 miliar.
"Khusus sektor nonmigas, ekspor terbukukan USD219,27 miliar dan menghasilkan surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang masa dengan capaian USD48,60 miliar," urai dia.
Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi menambahkan, dunia pendidikan turut berperan penting dalam upaya peningkatan nilai tambah produk manufaktur. Hal ini karena dunia pendidikan mencetak sumber daya manusia unggul yang melahirkan inovasi baru dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi.
"GDI ini juga mengundang secara daring para mahasiswa dan dosen dari kampus-kampus program studi desain seperti Universitas Paramadina, Bina Nusantara, Trisakti, dan Tarumanegara," jelasnya.
Target utama peserta GDI, lanjut Didi, adalah para desainer dan pelaku usaha. Namun tidak menutup kemungkinan bagi kalangan akademisi untuk ambil bagian. Kalangan akademisi juga tidak dibatasi pada dosen dan mahasiswa secara individu, tetapi juga dapat diwakili oleh tim yang berkarya melalui pusat riset dan pengembangan di lingkungan kampus.
Ia menambahkan Kunci sukses dalam mengembangkan bisnis adalah kolaborasi. Dengan membuka kesempatan bagi kalangan akademisi, Kemendag berupaya memfasilitasi kerja sama dengan industri manufaktur yang memiliki jaringan pemasaran hingga ke pasar global.
"Skema kolaborasi ini diharapkan turut menyokong peningkatan ekspor nonmigas di 2022 sebesar 0,8 persen sampai 1,2 persen atau senilai USD221,05 miliar hingga USD221,93 miliar," pungkas Didi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News