"Ini lah waktunya untuk berkolaborasi antarnegara dan bangsa. Diharapkan kita dapat menciptakan perdagangan yang adil dan perdagangan yang menguntungkan untuk setiap orang,” ujar Mendag, dilansir dari Antara, Kamis, 13 Januari 2022.
Mendag mengungkapkan, pada 2022 dunia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut yakni perubahan nilai logistik, krisis energi, dan pandemi covid-19 yang masih berlangsung. Terkait logistik, jika penyumbatan di berbagai pelabuhan di dunia tidak diselesaikan, perdagangan akan sulit untuk menopang pada 2022.
Sementara untuk krisis energi, jika harganya masih tinggi, seperti saat ini, dikhawatirkan dapat memberikan ancaman dalam ekonomi. Ketiga permasalahan ini akan Indonesia bawa ke G20 dan juga sistem perdagangan multilateral.
"Diharapkan kita dapat mengatasi ketiga permasalahan tersebut dan dapat terus melanjutkan perdagangan. Sehingga perdagangan dapat menjadi mesin pertumbuhan, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk seluruh dunia, karena kita tidak dapat melakukannya sendiri,” ungkap Mendag.
Dalam paparannya, Mendag menyampaikan 2021 merupakan tahun pemecahan rekor bagi perdagangan Indonesia. Pada periode Januari-November 2021, ekspor Indonesia mencapai USD209,16 miliar atau naik 42,62 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2020.
"Pada periode ini, Indonesia juga mengalami surplus USD34,32 miliar. Tahun ini, pertumbuhan perdagangan sangat kuat. Jika kondisi ini konsisten, surplus Indonesia pada 2021 berkisar USD36-37 miliar. Ini jumlah tertinggi, lebih tinggi dari 2011,” kata Mendag.
Dikatakannya, ekspor nonmigas terbesar Indonesia berasal dari batubara, diikuti minyak kelapa sawit (CPO), serta produk besi dan baja. Khusus untuk besi dan baja, pada periode Januari-November 2021 tercatat sebesar USD18,62 miliar tumbuh mencapai 92,83 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News