Ketua Apindo Batam Rafki Rasyid menyatakan meskipun Ibu Kota negara menjadi pusat bisnis, pengaruh pengetatan pergerakan sosial di Jakarta tidak akan sampai ke Batam, karena kota industri itu lebih dekat dengan Singapura.
"PSBB Jakarta tidak berpengaruh pada Batam, karena lebih ke Singapura dan ekonomi global," kata dia dikutip dari Antara, Minggu, 13 September 2020.
Menurut dia, ekonomi Batam lebih tergantung pada perkembangan Singapura, termasuk sektor pariwisata, karena wisman yang datang ke kota kepulauan itu kebanyakan dari Negara Singa itu.
Demikian pula dengan penerapan lokal value chain yang didorong pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19. Ia mengatakan akan sulit diterapkan di Batam yang lokasinya lebih dekat dengan Singapura.
"Kami mendukung lokal value chain, tapi bahan baku lokal sulit memenuhi spek," kata Rafki.
Ia mencontohkan spek garam industri saja belum bisa dipenuhi. Selain itu, biaya transportasi dari daerah lain di Indonesia ke Batam juga relatif lebih besar dibandingkan mengirim bahan baku dari Singapura, yang lokasinya lebih dekat ke kota industri itu.
"Permasalahan transportasi. Biaya pengiriman dari Singapura yang dekat, dibandingkan ketika kita memesan bahan baku dari Jawa yang jauh," kata dia.
Hal itu, lanjut Rafky, yang menjadi penghalang pembentukan lokal value chain. Meski begitu, menurut dia, industri di Batam dan Kepri masih bisa menerapkannya dengan memanfaatkan hasil produksi UMKM setempat, untuk menekan biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News