Manajemen mengatakan perusahaan telah menghentikan sebagian operasionalnya dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan seiring dengan Surat Edaran Dinas Pariwisata yang memutuskan untuk menutup sementara kegiatan operasional industri pariwisata dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan infeksi korona, termasuk bioskop.
Alhasil, akibat dari tidak beroperasinya bioskop tersebut berdampak pada potensi penurunan laba bersih lebih dari 75 persen di kuartal pertama 2020.
"Penurunan laba bersih lebih besar 75 persen," kata manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 15 Juni 2020.
Sementara untuk total pendapatan, emiten berkode FILM ini menaksir penurunan pendapatan mencapai 51 persen sampai 75 persen.
Di sisi lain, akibat dari covid-19 juga berdampak dari jumlah karyawan perusahaan. Sebanyak 18 karyawan di PHK sehingga hingga saat ini jumlah karyawan sebanyak 68 orang.
"Dampak karyawan perseroan saat pandemi covid-19 ini adalah dengan beberapa karyawan yang mengajukan mengundurkan diri dari perusahaan. Dan dengan kondisi saat ini pun perusahaan melakukan pemotongan gaji bagi karyawan," jelasnya.
Manajemen menambahkan, perusahaan memiliki strategi dan upaya dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi ini melalui digital film.
"Di saat kondisi saat ini, dengan dikeluarkan peraturan sementara oleh pemerintah khususnya dalam hiburan di bioskop-bioskop Indonesia. Masyarakat juga lebih memilih dengan menonton di rumah, dengan adanya Digital Film kami yang menjadi unggulan dalam dunia hiburan," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id