Ilustrasi. FOTO: Pexels
Ilustrasi. FOTO: Pexels

Industri Makanan Minuman Siap Jalani Kenormalan Baru

Ilham wibowo • 04 Juni 2020 08:15
Jakarta: Direktur Jenderal Industri Ago Kemenperin Abdul Rochim mengatakan pihaknya terus memacu pertumbuhan industri makanan dan minuman di tengah tekanan dampak pandemi covid-19. Rumusan kebijakan-kebijakan strategis disiapkan seperti dalam menghadapi tatanan kenormalan baru.
 
"Kami sedang mengkaji berbagai usulan dari pelaku industri makanan dan minuman yang akan dimasukkan dalam kebijakan untuk pemulihan produktivitas dan pertumbuhan sektor ini jelang hadapi fase new normal,” kata Rochim, melalui keterangan resminya, Kamis, 4 Juni 2020.
 
Menurut Rochim pihaknya juga sedang menyusun surat edaran yang nantinya dapat menjadi panduan dalam menjalankan aktivitas industri di era kenormalan baru. Surat tersebut akan mengakomodasi poin-poin penting yang tercantum dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor 328 Tahun 2020 tentang Panduan Pencegahan Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Rochim mengungkapkan, dari hasil koordinasi, pelaku industri makanan dan minuman di dalam negeri menyatakan kesiapannya untuk beroperasi di era kenormalan baru, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Namun demikian, guna menopang aktivitas sektor ini, perlu dukungan ketersediaan bahan baku dan kelancaran arus logistik.
 
Lebih lanjut, Rochim memproyeksi, harga produk-produk makanan dan minuman akan relatif stabil dalam era kenormalan baru. "Kami telah berkoordinasi dengan Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia (Gappmi), dan mereka berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga selama new normal," paparnya.
 
Rochim menuturkan kunci utama pemulihan sektor industri makanan dan minuman berada pada para pedagang ritel. Karenanya, apabila nanti pusat-pusat perbelanjaan sudah mulai dibuka bertahap dalam tatanan kenormalan baru, diharapkan permintaan masyarakat akan segera pulih dan mampu menggerakan sektor industri ini.
 
Ia mengharapkan dengan mulai diterapkannya fase kenormalan baru sektor industri makanan dan minuman dapat tumbuh sebesar empat persen. Selain itu, utilisasi sektor industri ini yang sempat turun di angka 50-60 persen akibat pandemi covid-19 juga diharapkan dapat kembali naik ke angka 80 persen.
 
Hingga saat ini, industri makanan dan minuman tercatat sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Pada 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 7,78 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri nonmigas yang berada di angka 4,34 persen maupun pertumbuhan industri nasional sebesar 5,02 persen.
 
Selain itu, di tahun yang sama, sektor industri makanan dan minuman juga berkontribusi hingga 36,40 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas. "Hal ini menunjukkan pentingnya peran industri makanan dan minuman terhadap pertumbuhan industri dan ekonomi nasional," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan