Penandatanganan kerja sama antara IBC dengan CBL International yang disaksikan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo (tengah). Foto: Istimewa.
Penandatanganan kerja sama antara IBC dengan CBL International yang disaksikan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo (tengah). Foto: Istimewa.

IBC Gandeng CBL International Perkuat Rantai Pasok Global Kendaraan Listrik

Husen Miftahudin • 17 Oktober 2024 14:48
Jakarta: PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) melakukan Penandatanganan Interim Agreement dan Akta Pendirian Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai dengan CBL International Development Pte. Ltd.
 
Kerja sama ini merupakan upaya strategis IBC dalam mendorong program hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi, serta dalam rangka mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga ke hilir.
 
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci baterai di pasar global. Dalam kerja sama ini, IBC terlibat dalam rantai nilai di segmen hilir antara lain manufaktur baterai material, manufaktur sel baterai, dan daur ulang baterai.

"Melalui upaya bersama, IBC dan CBL ingin mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan tujuan untuk menginvestasikan sejumlah total USD1,18 miliar dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun, yang akan cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global," kata Direktur Utama IBC Toto Nugroho, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 17 Oktober 2024.
 
Toto menyampaikan, proyek manufaktur battery cell yang saat ini tengah dikembangkan IBC, JV 5, kini telah memasuki tahap awal. Adapun lokasi proyek JV 5 ini berada di Karawang, Jawa Barat.
 
Diketahui, IBC merupakan perusahaan investment holding yang bergerak di bidang new energy materials melalui pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan baterai energy storage system secara terintegrasi.
 
Baca juga: Indonesia Perkuat Industri Baterai EV dengan Pabrik Pengolahan Nikel
 

Pecut pengembangan elektrifikasi di Indonesia


Sementara itu, General Manager of International Business Manufacturing Operations of CATL Gordon An menyebutkan proyek pabrik baterai merupakan komponen kunci dalam membangun rantai dan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai listrik di Indonesia.
 
"Kami bersedia untuk secara aktif memanfaatkan kelebihan kami dalam inovasi teknologi dan manufaktur, dan berharap dapat bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia," tegas dia.
 
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo yang turut hadir dalam penandatanganan tersebut mengatakan, IBC dapat menjadi pemain utama yang mampu mengundang investor dan mitra untuk masuk pada market industri baterai, yang lebih terdepan daripada global player lain pada industri
baterai.
 
"Kita juga harus cepat, agile, dan adaptif dalam mengeksekusi proyek ini. Kita harus mengamati perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif. Harapannya, pada 2027 kita sudah bisa melihat hasil JV yang pada hari ini ditandatangani, yaitu battery cell," ucap dia.
 
Dengan mempertimbangkan potensi cadangan nikel Indonesia, Project Dragon diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global baterai kendaraan listrik . Selain itu, proyek ini diharapkan pula mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia seperti menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing, dan meningkatkan kapasitas industri energi terbarukan di Indonesia.
 
Proyek ini juga tidak diragukan lagi akan mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2060. Melalui kolaborasi multipihak, termasuk pemerintah, BUMN, dan mitra internasional, Indonesia bergerak menuju masa depan yang mandiri dalam energi yang berkelanjutan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan