Di sisi lain, tuntutan global akan energi bersih semakin mendesak. Tantangan besar inilah yang dijawab oleh Interport, anak usaha PT Indika Energy Tbk, lewat pendekatan logistik dan energi ramah lingkungan yang saling terintegrasi.
Dalam gelaran Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta, Interport mempertegas komitmennya untuk membangun ekosistem logistik terpadu dari hulu ke hilir, khususnya di Papua, Kalimantan, dan Sulawesi.
Lewat tiga pilar utama yaitu Liquid Terminal, Bulk Terminal, dan Port Investment-Interport hadir bukan sekadar mengirim barang, tapi menyambung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Baca juga: Bisnis Logistik Jadi Tulang Punggung Pertumbuhan Ekonomi Digital |
Interport hadir di jantung logistik Indonesia timur
Infrastruktur milik Interport tersebar strategis dari barat hingga timur Indonesia. Beberapa fasilitas kunci yang sudah dibangun dan beroperasi antara lain:- Offshore Supply Base di Sorong (2017) untuk mendukung eksplorasi migas Selat Makassar dan Tangguh.
- Terminal BBM di Kariangau (Kaltim) berkapasitas >97 ribu KL dengan teknologi in-line blending.
- Pengelolaan dermaga proyek nikel di Morowali (Sulteng) dengan kapasitas 3,64 juta ton bijih/tahun.
- Fasilitas 3PL (Third Party Logistics) di Ternate dan Makassar.
- Freight Forwarding & Consolidation Hub di Pelabuhan Mirah, Surabaya.
- Distribusi stok curah (Vendor Managed Inventory) di Tanah Grogot.
- Ship-to-ship transshipment dari Tanah Merah Terminal ke Teluk Adang, Kaltim.
“Keberadaan infrastruktur di wilayah timur bukan hanya tentang akses, tetapi menciptakan ekosistem logistik yang terhubung dari hulu ke hilir. Ini membuka lapangan kerja dan mengakselerasi distribusi komoditas,” jelas Direktur PT Indika Logistic Support & Services dan General and Container Port Business Deputy Director PT Interport Mandiri Utama, Restrimaya Susiwi dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Mei 2025.
Biodiesel B40 jadi langkah nyata kurangi emisi
Tak hanya membangun pelabuhan dan gudang, Interport juga menjawab tantangan energi bersih. Sejalan dengan Permen ESDM No. 12/2024 tentang percepatan transisi energi, Interport menyediakan B40 Biodiesel, yakni bahan bakar dengan 40 persen kandungan minyak nabati.Dibandingkan solar biasa (B0), B40 mampu menurunkan emisi karbon hingga 37 persen. Data menunjukkan:
- Emisi B0: 0,00266 ton CO?e/liter
- Emisi B40: 0,00166 ton CO?e/liter
Langkah ini bukan hanya strategi bisnis, tapi kontribusi nyata terhadap penurunan emisi karbon secara nasional dan global.
Tiga pilar solusi interport
1. Liquid terminalFasilitas ini dirancang menyimpan dan menangani bahan cair skala besar seperti bahan bakar minyak dan petrokimia, dilengkapi sistem keamanan tinggi serta pengelolaan modern.
2. Bulk terminal
Diperuntukkan untuk bongkar muat barang curah kering seperti batu bara, bijih nikel, hingga hasil pertanian. Prosesnya cepat, aman, dan ramah lingkungan.
3. Port investment
Interport aktif mengembangkan pelabuhan baru serta meningkatkan fasilitas pelabuhan yang ada guna membangun ekosistem logistik nasional yang berdaya saing.
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan kolaborasi dengan pemain global seperti ExxonMobil Lubricant Indonesia, Portek International, ICTSI, POSCO, dan PT Vale Indonesia. Ini adalah kunci transformasi logistik di wilayah timur,” ujar Restrimaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News