Internet menjadi solusi cerdas sebagai sarana promosi. Tantangannya, bagaimana mengemas aset itu menjadi produk budaya dan produk bisnis, lalu menjualnya lewat berjuta konten menarik di pasar lokal dan pasar global.
"Sebelum membuat konten yang menarik, pastikan dulu sasaran pasarnya dengan jelas. Buat konten yang mudah, sederhana, dan aman, dilengkapi dengan cara mendapatkan produk yang ditawarkan. Konten kita niscaya akan dikejar banyak warganet, peminatnya," kata praktisi telematika dan multimedia KRMT Roy Suryo, saat tampil dalam webinar literasi digital di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 25 April 2024.
Webinar untuk segmen pendidikan yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali ini mengusung tema 'Tips dan Trik, Cara Membuat Konten yang Menarik.
Melanjutkan paparan, Roy Suryo menyebut, banyak aplikasi baru di ruang digital yang bisa memudahkan siswa dalam memoles konten agar tambah menarik. Dengan bantuan aplikasi ChatGPT, misalnya, atau berbagai aplikasi video maker di Artificial Intelligence (AI).
"Belajar di kelas kini juga bisa dipakai untuk memproduksi konten budaya, bahkan konten jualan yang membuat siswa belajar bisnis," tambah Roy.
Baca juga: Ini Tiga Jurus Promosi Budaya dengan Konten Digital |
Indonesia punya banyak potensi konten yang menarik
Dari perspektif berbeda, Pengawas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem I Ketut Latri mengatakan, kita sejatinya tidak perlu kesulitan menggali bahan untuk bikin konten menarik. Indonesia bahkan masuk kategori over supply.
"Indonesia memiliki potensi budaya yang sangat kaya. Berlimpah. Kita punya budaya lokal yang berkualitas, mulai dari pesona desa wisata, tarian tradisi, patung, dan seterusnya, dipadu dengan sajian kuliner yang enak dan unik," ujar I Ketut Latri.
Meski kelas belajar online semakin seru, utamanya dengan keleluasaan siswa dalam bikin konten, menurut kreator konten Raka Maukar, guru tetap tidak boleh lepas kontrol. Guru mesti bijak membantu siswa. Antara lain dalam memverifikasi saat siswa mengakses internet, agar tidak salah pilih.
"Ingat, selain menawarkan beragam manfaat, tak sedikit game menarik di ruang digital ternyata aplikasi judi online, yang bikin siswa malah kecanduan dan lupa belajar, apalagi kreatif bikin konten. Ini yang mesti dicegah," papar Raka Maukar.
Terkait cara membuat konten agar banyak suka (like) dan viral, Raka Maukar menyebut perlunya mengikuti selera pasar. Cara termudah, dengan 'mengintip' atau mencari informasi soal itu lewat Google.
"Cuma, hati-hati saat mengakses internet. Kalau terima konten viral atau kemungkinan hoaks, selalu bijak dan jangan emosi. Dahulukan cek dan ricek informasinya. Jangan buru-buru di-share. Tidak semua yang viral itu bermanfaat," ucap Raka mengingatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News