Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT Dirgantara Indonesia Adi Prastowo menjelaskan keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 60 persen wilayah adalah perairan, membuatnya membutuhkan inovasi lebih dalam bidang transportasi, khususnya untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi darat.
"Di sisi lain, dengan wilayahnya yang lebih besar adalah perairan, juga memiliki potensi besar mengembangkan wisata perairan menggunakan pesawat amphibi, yang dalam implementasinya moda transportasi ini juga dipercaya mampu mengakomodasi kebutuhan konektivitas lokasi destinasi wisata, serta dapat menjadi angkutan logistik pendukung ekonomi kerakyatan di wilayah sekitar," katanya dikutip dari Antara, Minggu, 30 Juni 2024.
Pesawat N219 yang dikembangkan menjadi varian amphibi ini, kata Adi, akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka, dan PTDI telah berkomitmen penuh dalam riset dan pengembangannya lewat penyertaan jam kerja, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga tes laboraturium.
Pengembangan pesawat N219 menjadi versi amphibi juga merupakan salah satu upaya PTDI dalam menciptakan dampak pertumbuhan terhadap ekosistem industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal pengembangan produksi floater di dalam negeri berikut pengoperasiannya, serta kegiatan pemeliharaan pesawat.
baca juga: Airbus Berkontribusi Jadikan PT DI Pemain Utama Industri Penerbangan |
Dalam pengembangannya, lanjut Adi, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya, dari Maximum Take Off Weight (MTOW) dari sebelumnya 6.700 kg menjadi 7.030 kg, dan untuk payload dari sebelumnya 1.550 kg menjadi 1.900 kg, dengan penambahan floater dengan berat sekitar 600 kg, kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.
Dalam pengembangan floater berbahan komposit, PTDI bekerja sama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan pembuat pesawat amphibi dari Amerika, yang ditargetkan mendapatkan sertifikasi standar internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) di 2026.
"Sehingga nantinya pesawat N219 Amphibi tersebut dapat dikomersialisasikan secara global. Untuk pesawat N219 Amphibi sendiri ditargetkan melakukan terbang perdana di 2026 dan mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI di 2027," kata dia.
Pesawat N219 Amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km per jam pada ketinggian operasional 10 ribu kaki dan kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, serta perhitungan take off pada jarak 1.400 m di perairan dan landing pada jarak 760 m.
"Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 Amphibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya sekedar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan yang merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara," kata dia.
Dapat digunakan berbagai sektor
Adi menegaskan Pesawat N219 Amphibi, dapat dimanfaatkan berbagai sektor, utamanya pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, perusahaan migas, layanan kesehatan masyarakat, SAR dan penanggulangan bencana serta pengawasan wilayah maritim.
Dengan demikian, investasi dalam pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi.
"Dengan meningkatkan kemampuan transportasi dan logistik melalui pesawat ini, Indonesia dapat memperkuat posisi strategisnya sebagai poros maritim dunia dan memastikan kedaulatan, serta keamanan wilayahnya secara berkelanjutan," ujar dia.
Program pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN RI/Bappenas, dan menjadi salah satu flagship Transformasi Ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id