Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: Medcom
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: Medcom

Utak-atik Subsidi BBM, Menhub Usul untuk Konversi Motor Listrik Saja

Annisa ayu artanti • 20 September 2022 10:47
Jakarta: Pemerintah terus menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dengan berbagai bentuk sebagai upaya pengalihan subsidi BBM. Di tengah penyaluran BLT yang sedang berlangsung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan supaya ada alokasi subsidi untuk membangun konversi motor listrik.
 
Usai rapat kerja internal dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Senin, 19 September 2022, Budi mengatakan usulan ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kementerian memberikan prioritas dalam penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). 
 
"Kita bersama-sama berdiskusi dengan Kementerian Keuangan diupayakan ada subsidi pada saat adanya konversi itu terutama untuk kendaraan motor ini, baik yang dimiliki Kementerian/Lembaga maupun masyarakat terutama yang berkaitan yang komersial," ujar Budi, dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 September 2022.
 
Baca juga: Isi Baterai Motor Listrik Tak Perlu Lama Lagi, ITS Rancang SPBKLU 

Menurutnya, belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan dikeluarkan akan lebih ringan jika mendapat bantuan dari pemerintah. 
 
"Apabila capex dibantu maka akan menjadi ringan dan efisiensinya biasanya kalau biasanya dia mengeluarkan Rp2 juta per bulan menjadi Rp500 ribu per bulan, maka dia akan mendapatkan keuntungan Rp1,5 juta per bulan. Jadi ini satu angka yang menarik dari skala mikro maupun skala makro, skala mikronya orang per orang mengalami suatu efisiensi dalam opex, sedangan capex kita akan upayakan adanya subsidi," tuturnya. 
 
Sementara Arifin berujar penggunaan motor listrik akan memberi penghematan yang besar bagi masyarakat dan negara. Khususnya, dalam hal pengurangan devisa impor BBM atau crude.
 
"Jika semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan motor listrik maka diperkirakan, Indonesia akan menjadi cikal bakal Indonesia membangun industri otomotifnya sendiri," ujar Arifin. 
 
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah kendaraan saat ini cukup drastis. Rata-rata pertumbuhan 4,1 persen per tahun, yang didominasi kendaraan roda dua (121 juta unit pada 2021). Program konversi ini diharapkan mampu memberikan dampak sangat signifikan baik efisiensi maupun pengelolaan lingkungan.
 
"Saat ini di Indonesia ada sekitar 120 juta sepeda motor, jika per satu motor menggunakan BBM 0,34 liter per hari dikalikan dengan 120 juta itu sama dengan 700 ribu barel crude yang digunakan. Tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma isi ulang daya baterai saja, nah jika per liter BBM (harga lama) Rp7.650 per liter itu akan terkumpul biaya untuk pembelian BBM sebesar Rp2,3 juta rupiah untuk membeli BBM, tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma mengeluarkan uang sebesar Rp585 ribu dengan harga BBM yang sekarang Rp10 ribu per liter maka perbedaanya akan semakin besar," jelas Arifin. 
 
Program Konversi Motor BBM ke Listrik merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 terkait dengan Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Selain meningkatkan efisiensi dan konservasi energi melalui peralihan pemakaian BBM menjadi listrik, Program kendaraan bermotor listrik untuk transportasi jalan juga membawa kontribusi besar dalam perbaikan pengelolaan lingkungan.
 
Berdasarkan data Kementerian ESDM, dampak mengkonversi enam juta motor BBM ke listrik akan mampu mengurangi BBM 12,8 juta barel per tahun, penurunan emisi CO2 sebesar 3,9 juta ton CO2, dan peningkatan konsumsi listrik sebesar 2,4 TWh per tahun.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan