Awal September 2022, Pertamina juga telah menurunkan tiga jenis BBM lainnya seperti pertamax turbo, dexlite, dan pertamina dex. Saat itu Pertamina beralasan menaikan tiga jenis BBM non subsidi itu lantaran mengikuti perkembangan tren minyak dunia, diantaranya acuan harga rata-rata produk minyak olahan Mean of Platts Singapore (MOPS/argus).
"Khusus pertamax, ini agak berbeda. Kalau kita lihat pertamax kategorinya dalam regulasi adalah Jenis BBM Umum yang harganya itu fluktuatif disesuaikan ICP, floating price, tapi sekarang kita lihat pertamax kemudian pemerintah mengendalikan juga harganya," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, Kamis, 8 September 2022.
Baca juga: Apa Sih yang Menjadi Faktor Penyesuaian Harga BBM? |
Lebih lanjut, Nicke mengatakan, alasan BBM dengan kadar RON 92 tersebut dinaikkan karena konsumsi pertalite lebih besar. Padahal, semua pemain BBM sudah menurunkan harga sejenis.
"Karena kalau pertamax disesuaikan dengan market price, maka ini akan lebih banyak lagi yang ke pertalite," ujarnya.
Jika semakin banyak masyarakat yang bermigrasi dari pertamax ke pertalite, maka akan membuat subsidi bertambah bengkak.
"Which is, membuat subsidi semakin naik, khusus pertamax selisihnya itu yang menanggung Pertamina, jadi tidak diganti pemerintah, tidak ada," ucapnya.
Baca juga: Harga BBM Bisa Turun! Eits Ada Syaratnya |
Seperti diketahui, 3 September lalu pemerintah mengumumkan penaikan harga BBM pertamax. Semula harga pertamax adalah Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Sementara menilik harga BBM sejenis yang dijual pesaing lainnya yaitu Vivo menjual BBM Revvo 92 dengan harga Rp15.400 per liter. Lalu Shell Super RON 92 seharga Rp15.420-Rp15.750 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News