Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Foto: MI/Susanto
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Foto: MI/Susanto

Yes! Ekonomi Indonesia Makin Pulih

Antara • 17 September 2022 10:22
Manado: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia M Arsjad Rasjid mengatakan ekonomi nasional menunjukkan terjadinya pemulihan.
 
"Pada kuartal kedua ini, pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5,4 persen, ekspor di atas 19,7 persen, dan investasi di atas 35,5 persen," katanya pada Rapat Koordinasi Wilayah Sulawesi 2022 Kadin Indonesia di Manado, dilansir Antara, Sabtu, 17 September 2022.
 
Berdasarkan wilayah, Arsjad menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi sebesar 6,4 persen secara tahunan (yoy), Sumatera sebesar 4,95 persen, Jawa sebesar 5,66 persen, Kalimantan sebesar 4,25 persen, Balinusra sebesar 3,94 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 4,81 persen.
 
Menurut dia, rata-rata ekspor Sulawesi pada kuartal II-2022 adalah 26,6 persen dan ekspor tertinggi dari Provinsi Sulteng yaitu 66,9 persen yang banyak didominasi besi baja dan nikel. Sementara, investasi di Sulawesi pertumbuhannya 12,5 persen (yoy) atau sebesar Rp73,2 triliun dan menduduki peringkat ketiga nasional.
 
Baca juga: Pemerintah Alokasikan 25% dari APBN untuk Bansos, Kadin: Sudah Tepat! 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari kekayaan manusia, alam dan keragaman potensi daerah termasuk di Sulawesi yang di dalamnya sektor pertambangan dan pertanian," ujarnya.
 
Potensi pertambangan di Sulawesi tercatat sebanyak 2,6 miliar ton bijih nikel, 576 juta biji besi primer, produksi kakao sebesar 400 ribu ton pada 2021, kontribusi padi 10 persen produksi nasional, serta produksi jagung 15 persen dari nasional dan akan terus meningkat.
 
"Hilirisasi produk juga menguatkan industri Indonesia dan menambah devisa negara serta menambah lapangan pekerjaan," sebutnya.
 
Dia menambahkan potensi ekosistem terumbu karang sebesar 900 ribu hektare atau terluas di nasional juga menjadi kekayaan yang ada, begitu juga puluhan pantai dan juga objek wisata yang ada di Sulawesi.
 
Selanjutnya, potensi ekonomi hijau seperti sumber daya air, panas bumi, surya, termasuk hutan adalah potensi-potensi yang besar yang ada di Sulawesi.
 
"Kadin Sulawesi harus bisa bersinergi optimal, potensi ekonomi yang ada seperti hilirisasi sektor pertambangan strategis, bagaimana kalau bisa mengupayakan terjadinya transformasi dari negara yang berbasis konsumsi menjadi produksi," katanya.
 
Indonesia, menurut dia, tidak lagi mengekspor barang mentah dan negara lain yang mendapat nilai tambahnya.
 
"Ini yang harus kita dukung. Harapannya barang mentah harus diolah dan meningkatkan nilai tambah ekonomi," ujarnya.
 
Dia mengilustrasikan untuk bijih nikel dapat diproses menjadi produk yang paling hilir berupa sel baterai, nilainya bisa bertambah 70 kali lipat.
 
"Hilirisasi ini harus sudah dukung dan lebih banyak yang berinvestasi dan saling bekerja sama dengan pengusaha daerah supaya antara tambang yang dimiliki oleh pemilik tambang dan juga ada yang namanya pemrosesan," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan