"Potensi UMKM perlu dikelola dengan baik, terutama melihat tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan digitalisasi UMKM. Saat ini dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13 persen yang memanfaatkan teknologi digital dalam usaha mereka," ujar Lutfi, dalam acara Soft Launching Platform SMEsHub Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 27 Maret 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 lalu menunjukkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 60,3 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM berperan dalam menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan 99 persen dari total lapangan kerja.
Lutfi berharap kompetensi digital pelaku UMKM dapat terus ditingkatkan melalui berbagai sarana. Untuk itu, ia mengapresiasi manajemen SMEsHub Indonesia yang meluncurkan super aplikasi digital yang dapat berperan sebagai instrumen rantai pasok dan pemberi saran bagi UMKM terkait manajemen bisnis.
Dirinya berharap, meningkatnya literasi digital pelaku UMKM akan membantu untuk mendorong ekspor produk-produk UMKM. Ia menilai, potensi ekspor nonmigas Indonesia masih terus dapat ditingkatkan selama pelaku usaha, termasuk UMKM, adaptif terhadap perubahan.
"Potensi ekspor nonmigas Indonesia ini masih terbuka untuk tumbuh lebih tinggi lagi, namun kita harus dapat lebih adaptif dalam menghadapi tantangan-tantangan baru serta terus berinovasi untuk dapat bersaing di pasar global," tegas Lutfi.
Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional saat ini, ekspor nonmigas Indonesia pada periode Januari-Februari 2022 mencapai USD37,74 miliar. Nilai tersebut menunjukkan pertumbuhan 31,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021 dengan nilai USD28,81 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News