"Peternak ayam yang umumnya UMKM merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berkomitmen melindungi dan membantu mereka untuk bisa tumbuh melalui koperasi, karena saat ini peternak perorangan atau skala kecil akan susah bersaing di pasar," kata Teten, melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 1 September 2020.
Menurut Teten koperasi agribisnis yang melibatkan banyak peternak mandiri berpeluang menjadi usaha besar seperti yang telah berlangsung di Belanda dan Selandia Baru. Serapan hasil produksi juga terjamin lantaran jaringan pasar yang lebih luas saat berkoperasi.
"Memperkuat koperasi peternakan, termasuk perunggasan memang harus dilakukan agar usaha mereka dapat lebih berkembang," tuturnya.
Teten optimistis UMKM peternak ayam kampung akan lebih cepat pulih dan berkembang setelah pandemi covid-19 berakhir. Komoditas ini bisa dijadikan alternatif sumber protein hewani lantaran konsumsi perkapita ayam di Indonesia tercatat masih rendah yakni 12-13 kilogram per kapita per tahun.
"Apabila peningkatan konsumsi dapat terealisasi dengan baik, dampaknya bakal menstabilisasi kembali harga ayam peternak. Lebih penting akan terjadi keseimbangan yang berkelanjutan antara produksi dengan konsumsi secara nasional," ujarnya.
Ketua Umum Koperasi Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko menambahkan koperasi bisa menjadi pilihan pengembang usaha secara kekeluargaan. Jaringan koperasi memungkinkan untuk pengelolaan usaha mulai dari pengadaan pengadaan bahan baku pakan, pabrik pakan, pembibitan dan pemasaran produk hilir.
"Membentuk koperasi mulai dari primer, sekunder dan induk saat ini sudah keharusan jika peternak mandiri maju menjalankan usahanya,. Kami berharap koperasi ini bisa jadi alternatif bagi industri perunggasan di Tanah Air," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News