Wayan Supadno, saat mengikuti seminar Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19, via zoom cloud meeting. (Foto: Dok. Kementan)
Wayan Supadno, saat mengikuti seminar Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19, via zoom cloud meeting. (Foto: Dok. Kementan)

SDM Unggul Kunci Keberhasilan Usaha Sektor Pertanian

Gervin Nathaniel Purba • 23 April 2020 18:27
Jakarta: Tidak semua orang menanggapi dengan pesimistis menghadapi wabah virus korona (covid-19). Wayan Supadno, misalnya. Dia melihat secara positif situasi pandemi covid-19, lantaran dia yakin masih ada peluang bisnis yang bisa didapat, khususnya sektor pertanian.
 
Pria yang biasa disapa Pak Tani ini mengungkapkan rasa optimistisnya pada seminar Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19, via zoom cloud meeting, pada Rabu, 22 April 2020. Baginya, ada hikmah di balik pandemi covid terhadap peluang usaha di sektor pangan
 
“Indonesia adalah negara agraris terbesar kedua setelah Brazil. Keyakinan ini juga didasarkan pada fakta bahwa, Indonesia adalah negara dengan sarjana pertanian terbesar di dunia. Jadi banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, terlebih saat masa pandemi”, kata Wayan, dikutip keterangan tertulis, Kamis, 23 April 2020.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (2019), komposisi usia produktif penduduk Indonesia sebesar 68,7 persen. Menurutnya, ini adalah bonus keuntungan demografi. Usia produktif diidentikan kekuatan dan tingginya produktifitas, sehingga berdampak pada tingginya penghasilan dan keterjaminan kesejahteraan.
 
“Indonesia adalah produsen beras terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Kondisi ini menandakan bahwa usaha sektor agribisnis menjamin ketersediaan bahan baku dan kontinuitas produksi. Bahkan bukan hanya karena datangnya covid-19, usaha sektor pangan memiliki peluang, namun kebutuhan pangan juga akan naik tajam seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia”, kata Wayan.
 
Menurutnya, meski dalam usaha sektor agribisnis ada kendala dan permasalahan yang pelik seperti hasil produksi yang tidak kompetitif dibanding barang impor, sehingga berakibat pada tingginya harga pokok produksi (HPP), namun problematika pelik ini ada solusi jitunya. 
 
“Membangun SDM unggul petani inovatif dan industriawan agro berjiwa wirausaha. Sedangkan solusi lain adalah membenahi iklim usaha, mempercepat pembangunan, dan stumulus bagi pengembang lahan pertanian," kata dia.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, bahwa pertanian yang maju, mandiri, dan modern juga harus didukung oleh SDM yang maju, mandiri, dan modern juga. Sehingga semuanya harus mau meningkatkan kemampuan dan kompetensinya di sektor pertanian.
 
Pada masa pandemi covid-19 pertanian tidak boleh berhenti, sebab semuanya butuh pangan. “Mengumpamakan seandainya besok mau kiamat, maka hari ini petani tetap harus menanam, tetap panen, dan tetap mengolah tanah,” ucap Dedi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan