Ungkapan Airlangga tersebut merespons pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berencana menerapkan rem darurat di Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total. Alasan fasilitas kesehatan yang kurang untuk menampung jumlah masyarakat terpapar covid-19 dinilai kurang tepat.
"Itu tidak tepat karena yang pertama Pemerintah menyatakan fasilitas kesehatan itu mencukupi. Itu merupakan statement yang dijelaskan dan dipastikan," kata Airlangga di Program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 13 September 2020.
Selain jaminan fasilitas kesehatan yang terjaga, rasio tempat tidur di rumah sakit rujukan penanganan wabah juga terus ditingkatkan. Fasilitas RS baru level bintang dua dan tiga juga didorong untuk terus muncul di seluruh Indonesia utamanya sebagai fasilitas penyembuhan maupun isolasi.
"Kemudian ketersediaan obat, karena banyak orang yang bisa isolasi mandiri. Isolasi mandiri akan efektif kalau akses terhadap obat ada dan ketersediaan obat di apotek-apotek," ungkapnya.
Airlangga juga menegaskan bahwa hingga saat ini tingkat optimisme masyarakat terus meningkat dengan munculnya produksi massal vaksin covid-19 di Indonesia. Kepastian dalam menghadapi wabah tersebut juga tercermin dari peningkatan aktivitas di pasar modal dan keyakinan konsumen.
Sektor manufaktur juga mengalami peningkatan dari hasil survei Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus yang berada pada level 50,8. Angka tersebut menandakan sedang ekspansif karena melampaui ambang ekspansi 50,0 dan bahkan jadi yang tertinggi sejak wabah muncul di Indonesia.
"Kuncinya adalah kepastian, yang kita hindari adalah surprise (kejutan) yang menimbulkan ketidakpastian," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News