Ilustrasi kilang minyak. Foto: Medcom.id/Suci Sedya Utami.
Ilustrasi kilang minyak. Foto: Medcom.id/Suci Sedya Utami.

Pembebasan Lahan Proyek Kilang Tuban Hampir Rampung

Suci Sedya Utami • 28 Mei 2020 15:55
Jakarta: Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mencatat meskipun di tengah pandemi covid-19, perkembangan pembebasan lahan proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur sudah mencapai 92 persen dari total 841 hektare.
 
BKPM mencatat proyek Kilang Tuban termasuk dalam daftar investasi mangkrak yang nilainya mencapai Rp708 triliun. Sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk pada 2017, proyek pembangunan tertunda lama yang salah satunya disebabkan kendala pembebasan lahan.
 
Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi menyampaikan, BKPM telah melakukan langkah-langkah penyelesaian permasalahan pembebasan lahan di Kabupaten Tuban secara intensif sejak tahun lalu dan perizinan-perizinan yang menyandera proyek ini hingga mangkrak.

Ia mengatakan memang masih ada beberapa pekerjaan rumah kecil terkait beberapa perizinan yaitu izin-izin lingkungan yang saat ini sedang dalam proses percepatan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
 
“Penyelesaian proyek ini adalah prioritas pemerintah untuk membangun hilirisasi industri di dalam negeri sehingga Indonesia dapat mengurangi defisit neraca impor, ketergantungan akan impor minyak, dan dapat membangun ketahanan industri nasional,” ujar Imam dalam keterangan resmi, Kamis, 28 Mei 2020.
 
Kepala BKPM, kata dia, membentuk tim khusus dalam internal BKPM untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban. Di awal Februari 2020, Kepala BKPM telah mengunjungi lokasi proyek untuk menyelesaikan negosiasi dengan masyarakat sekitar.
 
Hal tersebut dilakukan karena proyek ini akan memberikan dampak positif secara langsung, di antaranya penyerapan hingga 20 ribu tenaga kerja pada saat konstruksi dan 2.500 pekerja dalam tahap operasional.  
 
"Keberhasilan proyek ini akan memberikan manfaat sangat besar bagi anak bangsa. Oleh karena itu, wajib dikawal! Targetnya 2026 sudah bisa beroperasi,” ujar Imam.
 
Sementara itu, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina Ignatius Tallulembang menGatakan GRR Tuban merupakan salah satu proyek yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.
 
Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019 yang lalu. Saat ini Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) tengah berjalan.
 
“Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” pungkas Tallulembang.
 
Nilai proyek Kilang Tuban mencapai Rp211,9 triliun. Proyek ini dimiliki oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia yang merupakan perusahaan patungan antara Pertamina (55 persen) dan Rosneft PJSC dari Rusia (45 persen). Proyek ini bagian dari Grassroot Refinery (GRR) yang dibangun Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri dan memproduksi petrokimia berkualitas tinggi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan