Kepala Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan masuknya investor Rusia ke Indonesia menunjukkan iklim investasi di sektor hulu migas di Indonesia masih menarik dan prospektif.
"Meskipun secara global terjadi penurunan investasi rata-rata sekitar 30 persen karena wabah covid-19 yang menyebabkan turunnya konsumsi migas, kita patut bersyukur, investasi di Indonesia relatif lebih baik dengan penurunan investasi diperkirakan hanya sekitar 18 persen," kata Dwi dalam keterangan resmi, Kamis, 22 Oktober 2020.
SKK Migas memberikan apresiasi Premier Oil yang berhasil menggandeng partner dari Rusia. Langkah ini akan semakin memperkecil risiko investasi dan meningkatkan keberhasilan pengelolaan blok Lapangan Tuna melalui sinergi dan kolaborasi keunggulan masing-masing pihak dalam mengelola blok tersebut.
"Kami yakin, lapangan Blok Tuna sudah semakin dekat menyelesaikan tahapan eksplorasi untuk selanjutnya akan diajukan Plan of Development (POD) dan dapat berkontribusi menambah produksi migas di Indonesia," ujar Dwi.
Blok Tuna merupakan wilayah Kerja migas di lepas pantai Indonesia yang terletak di Laut Natuna di sebelah perbatasan Vietnam dengan kedalaman air sekitar 110 meter. Kontrak bagi hasil di Blok Tuna ditandatangani dan berlaku sejak 21 Maret 2007. Premier Oil sebagai operator saat ini memegang 100 persen partisipasi interest di wilayah kerja tersebut.
Blok ini memiliki sumber daya sebesar 104 juta barel setara minyak (mmboe), didominasi gas yang tinggi kandungan kondensat dengan kandungan CO2 kurang dari dua persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News