"Terjadi penurunan volume dan sehingga nilainya juga turun sebesar 43,37 persen. Ekspornya kita tujukan ke Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020.
Adapun komoditas lain yang juga mengalami penurunan ekspor adalah kertas, karton, dan barang daripadanya yang turun USD53,9 juta, karet dan barang dari karet turun USD52,8 juta, tembaga dan barang daripadanya turun USD42,3 juta.
Meski begitu, sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan ekspor pada November 2020. Komoditas yang mengalami kenaikan terbesar adalah lemak dan minyak hewan/nabati yang naik USD449,4 juta untuk ekspor ke Tiongkok, Pakistan, dan India.
"Nanti bisa dilihat bahwa kenaikan ekspor ini terjadi karena volumenya naik 15,4 persen, nilainya naik lebih tinggi 23,62 persen karena seperti saya sampaikan tadi, pada bulan ini terjadi kenaikan harga minyak sawit," ungkap dia.
Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan ekspor antara lain bahan bakar mineral yang naik USD268,5 juta, besi dan baja naik USD210,8 juta, biji, terak, dan abu logam naik USD137,4 juta, serta mesin dan peralatan mekanis naik USD69,1 juta.
Pada November 2020, BPS mencatat ekspor USD15,28 miliar atau mengalami kenaikan 6,36 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2020 sebesar USD14,36 miliar dan naik 9,54 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id