Sebelumnya, pada 12 Januari lalu sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin covid-19 Sinovac juga telah diterima. Bahan baku yang sudah diterima ini merupakan bagian dari bahan baku yang akan didatangkan dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis yang pengirimannya akan dilakukan secara bertahap sampai dengan Juli 2021.
Seluruh bahan baku ini, selanjutnya akan dilakukan proses filled and finished di fasilitas Bio Farma.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, untuk bahan baku gelombang pertama atau tahap ketiga dari seluruh vaksin yang telah datang adalah sebanyak 15 juta dosis. Bahan baku tersebut mulai diproses di Bio Farma sejak 14 Januari 2021, dengan target produksi sebanyak 13 batch yang diperkirakan akan selesai pada 11 Februari 2021.
Bahan baku dalam bentuk bulk kedatangan kedua ini akan mulai diproduksi sebanyak sembilan batch mulai tanggal 13 Februari 2021 sampai dengan 20 Maret 2021.
Bambang mengatakan, semua bulk ini setelah diolah menjadi produk jadi, terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control yang ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan juga laboratorium BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat, dan sesuai dengan standar yang berlaku sebelum digunakan untuk vaksinasi.
"Badan POM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lot release untuk vaksin produksi Bio Farma yang telah memenuhi syarat uji mutu tersebut. Untuk batch pertama diperkirakan mulai minggu ke-2 Februari yang akan datang," kata Bambang dalam keterangan resmi, Selasa, 2 Februari 2021.
Bambang meneruskan, vaksin covid-19 yang sudah jadi tersebut, rencananya akan dialokasikan untuk petugas publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI-Polri mulai akhir Februari 2021.
Dalam proses distribusi untuk menjaga kualitas vaksin agar tetap terjaga, Bio Farma menggunakan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT), untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya; dan dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.
Kemasan dari vaksin covid-19 kali ini akan diberi nama covid-19 vaccine, memiliki kemasan yang berbeda dengan vaksin yang sudah didistribusikan sebelumnya yakni coronovac.
Kemasan vaksin coronovac sebelumnya yang sebanyak tiga juta, dikemas single dose (satu vial berisi satu dosis atau hanya untuk satu penerima vaksin), dikemas dalam satu dus vaksin berisi 40 vial. Sehingga satu dus akan berisi 40 dosis.
Sementara covid-19 vaccine nanti akan dikemas dalam kemasan multidose, yakni satu vial berisi 10 dosis, atau untuk 10 penerima. Setiap 10 vial akan dikemas ke dalam satu dus, sehingga dalam satu dus akan berisi 100 dosis. Perbedaan kemasan ini, tidak membedakan kualitas dari vaksin covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News